Jakarta – Majalahcsr. Kekuatan seorang wanita bisa terlihat dari diri seorang Miri Hwang. Wanita berkebangsaan Korea ini awalnya meniti karir sebagai wartawan di berbagai media di Korea, bahkan sempat juga Miri menjadi pembaca acara di program TV nasional Korea.
Miri kecil pernah tinggal di Indonesia karena orang tuanya yang hingga kini menjalankan bisnisnya di Indonesia selama lebih dari 3 dekade. Bahkan Ayahnya yang mempunyai perusahaan konstruksi bernama PT Sepuluh Sumber Anugrah (SSA) saat ini telah menjadi WNI.
Sejak Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah Atas Miri bersekolah di Jakarta International School. Dan ketika Sekolah Menegah Pertama (SMP), Miri mewarisi sifat sosial Ibunya dengan mengajari bahasa inggris anak-anak di belakang komplek rumahnya sepulang sekolah, dengan berbekal permen atau apapun yang bisa didapatnya.
“Saya mengajar bahasa inggris untuk anak-anak belakang atas keinginan saya sendiri. Mungkin menurun dari sifat filantropi Ibu saya,” ujarnya belum lama ini di Jakarta.
Setelah SMA dirinya kuliah di luar negeri, hingga akhirnya kecintaannya pada Indonesia membuat Miri kembali, dan menjadi anak buah Ayahnya. Meskipun begitu, dirinya tidak pernah diistimewakan sehingga dapat dengan mudah menjadi pucuk pimpinan.
Miri berjuang untuk bisa mengerti bidang baru yaitu konstruksi yang mayoritas pekerjanya adalah laki-laki. Untuk bisa mengetahui alur bisnis dan tidak dikelabui oleh pegawainya, biasanya Miri menyempatkan waktu selama beberapa hari untuk meninjau langsung proyek PT SSA milik Ayahnya.
“Insting wanita biasanya lebih tajam daripada pria,” tukasnya.

Dok. Pribadi
Menjadi Direktur
Menurutnya wanita juga bisa memimpin, itu dibuktikannya dengan menjadi Direktur Operasional PT Sepuluh Sumber Anugrah (SSA), sebuah perusahaan kontraktor EPC (Engineering, Procurement, Construction) yang dibangun tahun 1992 silam. Salah satu cita-cita yang ingin diterapkan olehnya adalah memperbesar porsi pekerja wanita dari 10% menjadi 30%.
Perusahan kategori kontraktor B2 ini telah menjadi pelanggan perusahaan minyak dan gas besar serta energi di Indonesia. Beberapa perusahaan itu seperti Pertamina, PGN, serta PLN, BP dan Exxon Mobil. Beberapa proyeknya adalah Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap Muara Tawar, Exxon Mobil Cepu Facility Project, dan PLTU Cirebon 2×600 megawatt.
Selama bekerja di perusahaan ayahnya, Miri juga berkontribusi besar untuk menagih piutang kepada klien yang dulu bekerjasama dengan perusahaan Ayahnya. Meskipun Miri tidak merinci besarannya, namun hal ini menjadi salah satu kontribusi bagi PT SSA.
“Saya tidak peduli apakah yang saya tagih itu sudah mempunyai jabatan tinggi. Yang pasti, dia berhutang pada perusahaan,” tegasnya.
Meski masih aktif di perusahaan konstruksi, jiwa entrepreuneur Miri masih ingin berkembang. Tak ayal, Sarjana lulusan Ilmu Politik, Universitas Washington itu pun mulai membangun bisnisnya sendiri di PT Global Inti Jaringan.
Perusahaan trading ini berfokus pada penyediaan alat konstruksi, kesehatan, dan kosmetik. Salah satu produk kesehatan dan kecantikan yang coba dia bawa ke Indonesia adalah Airvida, sebuah pemurni udara yang bisa dibawa kemana saja dengan bentuk menyerupai kalung.
Setelah Airvida, Miri juga akan memboyong kosmetik asal Korea yang berkualitas namun dengan harga terjangkau. Tapi jangan khawatir, Miri sendiri berjanji untuk mencoba kosmetik itu sebelum dia pasarkan.