Jakarta – Majalahcsr. Pendidikan karakter sangat penting bagi dunia pendidikan. Masalahnya, pendidikan karakter adalah fondasi dari karakter bangsa.
Pesatnya perkembangan teknologi dan informasi mendorong hadirnya era baru yaitu Revolusi Industri 4.0. Berbagai langkah pun dihadirkan pemerintah guna menghadapi era ini, salah satunya dengan memperkuat lini pendidikan melalui program penguatan pendidikan karakter.
Director & Chief Financial Officer Trakindo Setio A. Dewo menjelaskan, Revolusi Industri 4.0 merupakan sistem yang mengintegrasikan dunia online dengan produksi industri, maupun bidang lainnya yang mulai menggunakan teknologi digital dan otomatisasi.
“Perkembangan revolusi industri harus menjadi perhatian serius dari semua pihak, terutama untuk pengembangan karakter anak sebagai generasi penerus bangsa. Kita harus memanfaatkan kesempatan ini untuk mengajar anak berpikir positif, menyaring informasi yang baik serta melatih pola pikir anak,” jelas Dewo saat acara Bincang Perspektif bertema “Sinergi Tripusat Pendidikan Memperkuat Karakter Bangsa di era Revolusi Industri 4.0” di Aula Graha I, Kemendikbud, Jakarta (11/7).
Era revolusi industri 4.0 tentunya juga memberikan dampak terhadap dunia pendidikan, dimana arus informasi mengalir deras dan dapat diakses dengan mudah oleh semua orang tanpa mengetahui asal usul informasi tersebut. Tentunya hal tersebut perlu diantisipasi, bukan hanya sekadar melalui cara mengajar, tetapi melalui hal yang jauh lebih esensial yakni perubahan cara pandang terhadap konsep pendidikan itu sendiri.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sejak tahun 2006 telah mengimplementasikan pendidikan karakter ke sekolah-sekolah. Sudah ada 271 sekolah dasar dan sekolah menengah pertama yang ditunjuk sebagai piloting pelaksanaan penguatan pendidikan karakter. Sehingga praktek baik dari pendidikan dasar ini bisa menyebar.

Dok. Trakindo
Direktur Pembinaan Sekolah Dasar, Ditjen Dikdasmen, Kemendikbud, Bapak Dr. H. Khamim, M.Pd. menjelaskan, dunia pendidikan sebagai lini terdepan dalam peningkatan karakter peserta didik / generasi penerus harus mampu beradaptasi dengan cepat dan menyesuaikan dengan keterampilan yang wajib dimiliki di abad 21.
“Dalam hal ini pemerintah memiliki peran yang sangat strategis untuk pembentukan karakter bangsa, yaitu dengan menghadirkan berbagai program serta regulasi yang mendukung Perpres No.87/2017 terkait pelaksanaan penguatan pendidikan karakter,” jelas Khamim.
Menurutnya, sekolah yang sudah menerapkan 5 hari sekolah, pada akhir minggu bisa diintensifkan untuk berinteraksi antara orangtua dan anaknya. Karena tidak hanya dari sekolah, namun masyarakat juga berperan untuk menciptakan lingkungan yang kondusif.
Seperti halnya konsep Tripusat pendidikan yang harus terintegrasi. Dalam konsep ini dikatakan bahwa sekolah, keluarga dan masyarakat adalah ekosistem pendidikan yang harus bersinergi. Sekolah yang menjadi sentral, lingkungan ssebagai sumber belajar dan bersama keluarga mendorong budaya literasi dan semangat belajar anak.

Dok. Trakindo
Lebih lanjut Dewo menjelaskan, sebagai anggota masyarakat, Trakindo mendukung terwujudnya sinergi Tripusat Pendidikan dalam upaya memperkuat karakter bangsa dengan program pendidikan 40 SDN di seluruh Indonesia. “Sejalan dengan hal tersebut, Trakindo juga meluncurkan buku “Bangun Karakter Bangsa” untuk memperkuat komitmen dalam mendukung program pemerintah yaitu gerakan penguatan pendidikan karakter,” tutup Dewo.
Sementara itu mengenai peran sekolah dalam menghadapi revolusi industri 4.0, Eminarti, S.Pd. selaku perwakilan sekolah binaan Trakindo menjelaskan, peran sekolah dan guru sebagai salah satu piranti pendidikan adalah dengan selalu mengikuti perkembangan teknologi dan informasi terbaru dalam kehidupan, sehingga dapat mengarahkan siswa untuk menyikapi setiap informasi yang mereka terima.
“Selain sekolah, keluarga dan masyarakat juga memiliki peran yang cukup penting dalam memilah peran teknologi sebagai alat bantu belajar di luar lingkungan sekolah,” jelas Eminarti.
Ketua Harian Komisi Nasional untuk UNESCO Prof. Dr. H. Arief Rachman, M.Pd. menambahkan, pembentukan karakter merupakan proses yang berlangsung lama, oleh karena itu anak-anak harus mendapatkan pendidikan karakter sejak dini dengan didukung oleh lingkungan yang berkarakter.

Dok. Trakindo
“Perwujudan sinergi antara sekolah, keluarga, dan masyarakat yang berjalan dengan baik dapat menjadikan perkembangan karakter yang optimal bagi anak. Melalui sinergi ini diharapkan dapat menumbuhkan pemahaman bahwa ilmu yang didapat di sekolah akan diaktualisasikan di masyarakat,” jelas Arief.