Jakarta – Majalahcsr. China saat ini sedang berlari untuk mengejar cita-citanya yang sudah berlangsung selama beberapa dekade, yaitu untuk meningkatkan luas hutan menjadi 23 persen dari total luas daratan negara pada akhir dekade ini. Selain manfaat ruang hijau untuk orang, seperti udara yang lebih bersih dan hasil kesehatan mental yang lebih baik, adanya hutan baru yang bagus juga mendukung kembalinya hewan langka yang sebelumnya telah hilang ke habitat aslinya.
Menggunakan kamera infra merah yang ditempatkan di lapangan di Kawasan Hutan Ziwuling di Yan’an, provinsi Shannxi, China barat laut, para peneliti di Beijing Normal University telah mendokumentasikan keberadaan banyak spesies langka. Termasuk populasi terbesar macan tutul Cina Utara yang pernah tercatat di daerah tersebut.
Beberapa hewan yang paling menonjol yang terlihat di Hutan Ziwuling yang direvitalisasi termasuk burung emas, burung cantik yang telah membentuk populasi liar di seluruh dunia. “Cagar alam memiliki populasi besar babi hutan dan rusa roe, serta hewan karnivora kecil dan menengah seperti ocelot dan rubah merah,” Ujar Profesor dari Beijing Normal University, Feng Limin Feng kepada China Plus seperti yang dilansir oleh Inhabitat.com Selasa, (19/6).

Dok. Depositphotos
Para ilmuwan yang bekerja di wilayah tersebut telah mendokumentasikan keberadaan 263 spesies yang berbeda, termasuk delapan spesies yang terancam punah dan 29 spesies terancam. Komunitas ekologi yang beragam ini mewakili kemajuan besar untuk kawasan yang telah menderita deforestasi.
“Jika bukan karena perlindungan lingkungan yang telah kami lakukan, kemungkinan tidak ada dari hewan-hewan ini yang akan selamat,” kata Feng. Penghijauan Tiongkok mewakili satu bagian dari proyek yang lebih besar untuk berinvestasi dalam perlindungan lingkungan dan memerangi perubahan iklim.
Pada Kongres Partai Komunis Tiongkok ke-19, Presiden China Xi Jinping berkata, “Mengambil kursi pengemudi dalam kerja sama internasional untuk menanggapi perubahan iklim, China telah menjadi peserta penting, kontributor dan pembawa obor dalam upaya global untuk peradaban ekologi.”

Dok. Depositphotos