MajalahCSR.id – Jurgen Steimle, ahli ilmu computer di Saarland University, Jerman, bersama koleganya menciptakan material kain yang sekaligus berfungsi sebagai penghantar listrik.
Dalam risetnya, Steimle dan rekan-rekan mengamati interaksi manusia dan komputer dan bagaimana sistem komputer terintegrasi secara fleksibel ke dalam dunia fisik. Ini membutuhkan bahan atau material interaktif elektronik.
“Tujuannya kami bisa mengintegrasikan fungsi interaktif ke dalam benang tekstil daripada menempelkan komponen elektronik yang merepotkan,” ucap Steimle.
Upaya sebelumnya, Steimle mengalami banyak kendala karena proses produksi yang rumit sehingga materialnya menjadi kaku, dan tebal. Akhirnya, Steimle dan tim menemukan cara mengubah tekstil menjadi ‘e-tekstil’ tanpa perlu mengubah sifat bahannya yang tetap luwes, tipis, dan dapat dijahit. Penemuan ini membuka pada eksperimen berikutnya seperti mengintegrasikannya dengan perangkat teknologi.
Steimle dan rekan Saarbrucken memakai proses polimerisasi, yaitu melibatkan ‘pencelupan’ sebagai media listrik pada bahan busana. Tekstil dimasukkan ke dalam air yang mengalami reaksi kimia – disebut polimerisasi – menjadikannya sangat konduktif pada aliran listrik. Artinya, sensitif pada peregangan atau tekanan sehingga menghasilkan efek ‘piezoresistive’ (bersifat hantaran listrik). Mereka menemukan bukti bahwa polimerisasi pada benang dan pencelupan pada bagian tertentu tekstil, bisa membuat bahan pakaian yang disebut e-tekstil.
Bahkan, selama eksperimen, tim Saarbrucken sukses membuat resleting yang bisa mentransmisikan daya aliran listrik yang berbeda tergantung sudut buka resletingnya. Selain itu juga ada ‘sport tape’, dan sarung tangan yang dapat menangkap listrik dari gerakan tangan. Tentu hal ini adalah bagian dari proyek energi bersih, aman, dan berkelanjutan.