Majalahcsr. Awalnya tembakau masuk ke Indonesia adalah dari bangsa Spanyol atau Portugis pada abad 16. Kemudian Belanda yang melakukan penanaman besar-besaran pada 1830 melalui cultuurstelsel oleh Van Den Bosch, dengan tembakau jenis Virginia. Jenis Virginia ini adalah tembakau yang dibuat untuk rokok sigaret.
Dari sini bermunculan perusahaan rokok, ada yang sampai sekarang bahkan masih Berjaya. Misalnya saja PT Gudang Garam Tbk (IDX : GGRM). Pada tahun 2016 labanya tetap naik walaupun tipis yaitu menjadi Rp6,67 triliun atau naik 3,41% dari tahun 2015 sebesar Rp6,45 triliun.
Perusahaan lain yaitu PT Hanjaya Mandala Sampoerna (IDX : HMSP) mengantongi laba bersih sebesar Rp12,76 triliun pada tahun 2016 atau naik 23,16 persen dari tahun 2015 sebesar Rp10,36 triliun. Raihan laba bersih tersebut didorong oleh pertumbuhan penjualan sebesar 7,18 persen pada tahun 2016 dari Rp89,1 triliun pada tahun 2015 menjadi Rp95,5 triliun.
Sedangkan pada triwulan pertama 2017 Sampoerna juga mengalami kenaikan laba menjadi Rp3,29 triliun. Naik 5,78% dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp3,11 triliun.

Sumber : tipspetani.blogspot.com
Pernah ada yang berpendapat bahwa perusahaan rokok merupakan sunset industry atau industri yang akan mati. Namun melihat kenyataan, pendapat ini tidak sepenuhnya benar. Masih banyak orang yang berminat untuk menghisap rokok.
Mengingat bahaya kesehatan yang ditimbulkan akibat merokok, pemerintah sudah berusaha menekan konsumen rokok dengan menaikkan pajak pertambahan nilai (PPN) dan cukai hasil tembakau (CHT). Namun analis Panin Sekuritas Frederik Rasali menjamin, Sampoerna dan PT Gudang Garam Tbk (GGRM) tetap akan tumbuh karena kuat dari sisi permodalan dan menggengam kapitalisasi pasar terbesar untuk emiten rokok.