MajalahCSR.id – Seperti plastik, stirofoam adalah produk yang sukar terurai di lingkungan. Lebih dari 14 juta ton polysterene diproduksi setiap tahunnya. Negara maju seperti Amerika Serikat bahkan menghasilkan 25 miliar cup Styrofoam per tahun (data St. Louis University pada 2016). Namun, sayangnya, kebanyakan produk “sekali pakai” seperti makanan, bisnis budidaya bunga, obat-obatan, biasanya dikirimkan dengan dilengkapi kemasan Styrofoam.
Peduli untuk mengatasi hal ini, para ahli di Dresden’s Institute Bidang Teknik Produk Lingkungan, mengembangkan material kertas bekas yang berguna kemasan produk yang peka suhu (makanan, bunnga, obat-obatan). Tak seperti Styrofoam, material baru ini dapat didaur ulang di fasilitas pendaur ulang, dan bahkan dapat terurai saat terbuang di lahan.

Perbandingan Lempeng Adonan Limbah Kertas yang Dijadikan Produk Styrofoam Ramah Lingkungan. Kiri dari Daur Ulang Limbah Kertas, Kanan dari Serat Kertas Baru. Foto : TU Dresden University
Produk Styrofoam alternatif yang dengan dikembangkan ini juga tengah dikomersialisasikan oleh perusahaan asal Jerman, easy2cool. Alur proses pembuatannya dimulai dari recahan kertas yang diproses jadi campuran adonan, setelah itu dibentuk menyerupai balok, lalu dikeringkan menjadi lembaran tatakan yang tersusun dari serat selulosa.
Hasilnya, berupa bahan yang punya kepadatan rendah berpori-pori kecil yang membuatnya terlihat seperti Styrofoam, dengan konduktivitas panas yang rendah, sehingga efektif untuk kemasan kedap suhu.
“Dengan kelebihannya bisa melindungi dari suhu panas dan juga bisa disimpan di tempat yang cenderung panas, poduk kedap suara yang juga berasal dari bahan berkelanjutan ini bahkan mengungguli material lain,” jelas Koordinator Proyek, Thomas Schrinner, yang juga Pimpinan Wood Technology & Fiber Materials Engineering di Dresden University.
Bahan ini juga bisa dipadukan dengan lapisan plastik anti air yang juga hasil daur ulang. Mengutip Intelligentliving, pabrik pembuat berupaya mengembangkan produk ini dalam koridor produk berkelanjutan. Contohnya, pengembangan lapisan luar selulosa yang akan juga menjadi pelapis produk alternatif Styrofoam tersebut.