banner
Berita

Strategi Mengatasi Perubahan Iklim

2056 views

Singapura – Majalahcsr. Perubahan iklim menjadi tantangan yang perlu dijawab dengan strategi kebijakan pembangunan berkelanjutan. Hal ini disampaikan oleh Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro di “The 5th Singapore Dialogue on Sustainable World Resources” di Singapura, seperti yang dilansir oleh Antara, Minggu (20/5).

Namun Indonesia masih perlu bersaing untuk membuat pertumbuhan ekonomi, tetapi perlu seimbang dalam hal pertumbuhan ekonomi, sosial dan keberlanjutan lingkungan hidup. Bambang menjelaskan bahwa pada 2030 Indonesia akan menghadapi masalah demogratif jika gagal memanfaatkan bonus demografi, dan akan berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi.

“Upaya pembangunan keberlanjutan juga berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi, sementara tekanan urbanisasi dan aktivitas di kota menjadi persoalan,” paparnya.

Peningkatan suhu di perkotaan juga terjadi, dan perubahan iklim mempengaruhi tekanan terhadap lingkungan, dampaknya kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang juga menjadi ancaman keanekaragaman hayati. Degradasi lingkungan hidup berada pada tahap terparah, maka perlu kebijakan yang pas dan strategi yang seimbang antara pemanfaatan sumber daya untuk ekonomi dan lingkungan yang berkelanjutan.

Untuk itu Bappenas sedang menyiapkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 yang memperhitungkan daya dukung dan daya tampung. Kerangka teknokratifnya akan selesai pada akir 2018 atau awal 2019.

Agar RPJMN “hijau” tersebut bisa dihasilkan, Bappenas mengembangkan model untuk menentukan daya dukung dan daya tampung. Sehingga perencanaan pembangunan daerah termasuk setiap sektornya menjadi jelas.

Berangkat dari kondisi saat ini, pihaknya akan melakukan simulasi dengan model, seberapa jauh itu bisa ditingkatkan daya dukung dan daya tampungnya. Dengan kajian menyeluruh tentang daya dukung dan daya tampung bisa menjelaskan kondisi suatu wilayah.

Contohnya, di Jawa mungkin untuk digunakan pertanian kondisi lahannya sudah jenuh, begitu juga untuk perkebunan. Sehingga harus ada fokus untuk peremajaan misalnya.

“Daripada buka lahan baru lebih baik peremajaan dari yang sudah ada,” tukasnya.

Hal ini dimaksudkan agar tidak ada dualism konflik antara menjaga lingkungan dengan kegiatan ekonomi lokal, intinya keseimbangan.

 

Keywords: , , ,
banner