Jakarta – Majalahcsr. Bencana itu tetap akan terjadi, karena itu adalah kehendak alam. Namun yang harus diperhitungkan adalah jika bencana terjadi di daerah yang jauh dan perlu beberapa waktu untuk menjangkaunya.
Penaggulangan bencana yang terpenting adalah 6 jam pertama, karena masa itu adalah masa-masa kritis. Untuk itu diperlukan memperkuat pendidikan masyarakat di daerah rawan bencana maupun pedalaman, karena saat bencana terjadi, yang bisa bertindak pertama kali adalah orang-orang di daerah itu juga.
Masih banyak perusahaan yang belum terlibat dalam kesiapsiagaan bencana. Begitu pula pemahaman mengenai kebencanaan mengharuskan adanya program kesiapsiagaan bencana kepada guru dan siswa sebagai kelompok yang rentan terhadap bencana. Disini peran guru sangat strategis untuk mensosialisasikan pengetahuan kesiapsiagaan bencana.
Corporate Communication & CSR Manager PT Trakindo Utama (Trakindo), Candy Sihombing menceritakan awal mula dari program ini dimulai dari program Employee Engagement yang dimana salah satu programnya berupa charity fun walk 2014. Seluruh karyawanTrakindo diberikan pedometer (alat pengukur langkah kaki) yang nantinya setiap langkah yang terkumpul dikonversikan menjadi sejumlah dana yang kemudian ditambahkan oleh manajemen Trakindo menjadi donasi bagi program Corporate Social Responsibility (CSR) yaitu Membangun Kesiapsiagaam Bencana Melalui Pendidikan.

Dok. Rukmi
Program ini diinisiasi oleh Trakindo dan bermitra dengan Yayasan Hope Indonesia (YHI), memberikan pelatihan pengetahuan kesiapsiagaan bencana kepada guru dan siswa di beberapa SDN binaan Trakindo.
Total ada sebelas SDN binaan Trakindo dan lebih dari 246 guru, 2443 siswa telah mendapatkan manfaat dari program kesiapsiagaan bencana. Hal ini tentunya menjadi sesuatu yang istimewa bagi Trakindo, selain dapat melatih para guru dan siswa mengenai kesiapsiagaan bencana, yang menjadi nilai tambah program ini adalah “Kemitraan kami dengan institusi pemerintah menjadi lebih kuat,” paparnya.
Selain itu para karyawan dilibatkan sejak awal, 10 karyawan Trakindo diberikan pelatihan kesiapasiagaan bencana dan kemudian menjadi relawan untuk memberikan pelatihan kesiapsiagaan bencana kepada guru dan siswa yang didampingi oleh YHI.
Hasil dari pelatihan ini membuat pemahaman terhadap kesiapsiagaan bencana oleh guru dan siswa meningkat. Hal ini terlihat dengan adanya peta kerawanan bencana, mempunyai peta evakuasi, adanya titik kumpul serta mempunyai rencana kesiapsiagaan bencana secara tertulis di sekolah.
Program kesiapsiagaan bencana yang dilakukan Trakindo sudah dikomunikasikan di forum-forum CSR atau forum Kesiapsiagaan Bencana seperti: Konferensi Pendidikan Bencana Nasional dan BPBD DKI Jakarta.
Kemitraan
Yayasan Hope Indonesia (YHI) bertemu dengan Trakindo untuk membuat program ini atas dasar ketertarikan yang sama pada program kesiapsiagaan bencana. Seperti yang sudah diketahui, program kesiapsiagaan bencana berasal dari karyawan melalui program Charity Fun Walk yang kemudian dikonversikan menjadi sejumlah dana.
Peran HOPE Indonesia adalah terlibat melalui pengalaman dalam pengembangan modul dan HOPE worldwide pusat turut mengawasi pelaksanaan program.
“Karyawan Trakindo juga mendapatkan training dari BNPB dan lainnya yang telah berpengalaman,” ujar Senior Advisor Hope Indonesia, Charles Ham, Selasa (31/10).

Dok. Rukmi
Charles menuturkan, tantangan saat melakukan program ini adalah ekpektasi yang tinggi dari budaya korporat (kecepatan kerja, kualitas PR), pengaturan waktu yang pas bagi relawan, dan kelanjutan program.
Sesuatu yang sifatnya sosial dan baru tentunya memerlukan waktu dan tidak bisa dilihat hasilnya secara instan. Sedangkan untuk keberlanjutan program sendiri, YHI merekomendasikan agar setiap semester program ini selalu dilakukan oleh sekolah.
Kedepan Trakindo dan YHI akan tetap melakukan kemitraan yang berkaitan dengan pendidikan dan tidak terbatas pada program mitigasi bencana, namun bisa juga mereplikasi ke sekolah lain di Indonesia bersama mitra lain, maupun replikasi program ke negara lain.
“Program ini sudah dikerjasamakan dengan United Nation ke Timor Timur dan Filipina,” papar Charles.