MajalahCSR.id – Popularitas konsep ekonomi sirkular kian hari makin kencang. Salah satunya yang diusung oleh desainer Shahar Livne yang berkolaborasi dengan brand fasyen mewah dunia, Balenciaga. Kerja sama keduanya menghasilkan perhiasan unik yang terbuat dari limbah plastik di lautan. Dengan kreasinya itu, Livne bahkan sempat meraih sebuah penghargaan untuk kategori bahan koseptual.
“Kolaborasi ini merupakan buah inspirasi dari proyek risetku yang dinamakan ‘Metamorphism’. Riset ini mencoba ‘menginvestigasi’ masa depan plastik dalam jejak geologis di bumi dan terlahir sebagai material semi alami yang disebut ‘Lithoplast’,” ungkap Livne kepada Inhabitat.
“Dalam proyek ‘Metamorphism’, aku menggunakan plastik dari limbah plastik di laut dan juga daratan. Plastik tersebut akau gunakan sebagai bahan koleksi asesoris perhiasan terbaru. Ada dua jenis plastik yang dipakai, yaitu PP dan HDPE,” tambahnya. Rencananya koleksi asesoris ini bakal tersedia dan dapat dibeli pada Mei 2021 di situs resmi Balenciaga.
Bahan limbah plastik dari lautan disokong oleh Oceanworks, sebuah marketplace dunia untuk produk daur ulang plastik dan bahan mentah. Perusahaan mengumpulkan bahan plastik dari seluruh dunia, terutama dari Asia Tenggara, sumber 60% limbah plastik di lautan berasal. Deretan koleksi asesoris perhiasan ini mulai dari gelang, anting, juga marmer buatan yang materialmya dari pabrik marmer limbah plastik daur ulang.
“Sungguh menarik kerja sama kami dengan Oceanwork sebagai penyedia material, saat kami membutuhkan bahan yang berkelanjutan dan beropsi sosial,” lanjut Livne. “Oceanwork adalah jaringan global yang mengumpulkan limbah plastik dari wilayah lautan berbeda, yang dibantu para pencari ikan dan operasi pembersihan perairan. Koneksi kerja sama ini sangat sempurna.”
Livne sebagai desainer mengkreasikan karyanya melalui proyek “Metamorphism”, menggunakan panas dan tekanan untuk membuat material komposit. Melalui keterampilan tangan, bahan ini lalu dibentuk jadi produk bergaya vintage oleh Balenciaga. Proses penempaan bentuk juga dibantu oleh perangkat scanner 3D, lalu Livne yang pada akhirnya memberi sentuhan akhir dengan tangan.
