MajalahCSR.id – Sejak awal pandemi, para ahli sudah paham, bahwa COVID-19 dapat menyebar tanpa menimbulkan gejala dan bahkan tak mengalami sakit.
Sebuah studi yang dipublikasikan di Jurnal American Medical Association, menyebutkan, persentase kasus baru timbul dari orang tanpa gejala sekurang-kurangnya mencapai 50%.
Penemuan ini menguatkan temuan Centres for Disesase Control and Prevention (CDC), Amerika Serikat, November 2020 yang menyebut ‘orang tanpa gejala bertanggung jawab atas lebih dari 50% penularan’.
Jay Butler, deputi direktur bidang penyakit infeksi di CDC dan ketua tim riset, mengatakan, penemuan ini memperkuat pentingnya mematuhi protokol kesehatan publik soal pemakaian masker dan jaga jarak (atau istilah di Indonesia, 3 M).
“Masih terdapat pro kontra terkait pentingnya mitigasi warga – masker wajah, jaga jarak, dan kebersihan tangan – untuk membatasi penularan,” kata Butler kepada Business Insider. “Studi ini memperlihatkan upaya pencegahan akan lebih menguntungkan,” lanjutnya.
Riset tersebut, memakai model 3 kelompok dan bagaimana COVID-19 menular: kelompok sebelum muncul gejala, tidak punya gejala, dan yang bergejala.
Para periset lalu membuat simulasi bagaimana masing-masing kelompok menularkan COVID-19 dilihat dari kelompok mana yang paling terinfeksi. Studi ini berasumsi orang-orang dalam seluruh kelompok bakal terpapar virus corona usai 5 hari. Itu adalah masa inkubasi virus untuk rata-rata orang, sebelum menampakkan gejala usai terpapar.
Model riset ini berasumsi 30% orang-orang tersebut tak menampakkan gejala, sementara model lain 75% diasumsikan memperlihatkan gejala terinfeksi, atau pada akhirnya muncul gejala. Berdasarkan asumsi tersebut, orang tanpa gejala diprediksi berkontribusi atas 24% infeksi.
Simulasi para periset juga mengacu pada puncak infeksi yang terjadi setelah 3, 4, 6, 7 hari. Selain itu juga model penularan disimulasikan dengan meningkatkan atau mengurangi persentase dari orang tanpa gejala.
Dari keseluruhan skenario yang dilakukan terungkap, orang tanpa gejala (tak bergejala dan sebelum terjadi gejala) menyebarkan sedikitnya 50% infeksi baru.
“Proporsi dari penyebaran secara umum ada di atas 50% di antara nilai seluruh model (simulasi) yang digunakan,” jelas Butler, menekankan temuannya yang konsisten sekaligus mengejutkan.
Studi juga menyimpulkan, orang dengan gejala yang melakukan isolasi di rumah, tak membuat mereka menularkan virus dibanding orang yang merasa sehat (padahal tanpa gejala) dan berada di luar rumah.