MajalahCSR.id – Perserikatan Bangsa-Bangsa memperkirakan satu dari enam warga dunia akan berumur lebih dari 65 tahun pada 2050. Hari ini, Jepang adalah negara di dunia yang populasi manula-nya terbanyak. Menurut data pemerintahnya, satu dari tiga warga Jepang pada 2033 bakal berusia lebih dari 65 tahun dan komposisinya menjadi 40% dari total jumlah penduduk pada 2060 nanti.
Laporan terbaru belum lama ini Jepang memproduksi 23,5 miliar kertas diaper per tahun, di mana 8,4 miliar diantaranya digunakan oleh golongan usia lanjut di rumah dan klinik penitipan. Seluruh diaper atau popok tersebut limbahnya akan berakhir di tempat pembuangan.
Untuk mengurangi jumlah limbah yang demikian banyak, mengutip Intelligentliving, seorang penemu asal Jepang, Yukihiro Kimura mengembangkan teknologi mesin baru yang bisa mengubah limbah diaper menjadi energi listrik. Sebelum itu, pada 2004, Kimura menemukan ide awal untuk mengembangkan teknologi penemuannya. Enam tahun berselang, perusahaannya membuat mesin yang diberi nama SFD-2000.
“Ide itu datang saat aku memahami bahwa limbah diaper ditangani dengan cara dibakar. Ini berarti ada kemungkinan bisa memanfaatkannya sebagai energi. Ide ini pula yang pada akhirnya meningkatkan kemampuan perusahaan,” kata Kimura kepada DW media.
Mesin ini mampu mengubah limbah diaper dari rumah, klinik, dan rumah perawatan manula menjadi energi bersih tanpa meninggalkan aroma tak sedap. Mesin akan memroses limbah diaper melalui mekanisme siklus pengeringan dan pembakaran yang membunuh beragam kuman. Hasil akhirnya berupa material pellet yang bisa menjadi bahan bakar boiler biomasa untuk memproduksi energi listrik atau sekedar memanaskan air.
Sejak limbah diaper menghasilkan volume ribuan ton dan memancing masalah lingkungan, sejumlah pihak di Jepang merancang strategi yang lebih baik untuk menguranginya dan menciptakan sumber energi alternatif. Super Faith SFD-2000 ini mampu mengolah 600 kilogram limbah diaper perhari untuk menghasilkan sumber energi baru.
Sementara itu, dalam budaya Jepang memang dikenal pemikiran yang disebut “mottainai” yang artinya tak satupun menjadi tersia-siakan. Dalam konteks ini, mengolah material limbah menjadi sesuatu yang bisa kembali bermanfaat, seperti yang dilakukan mesin SFD-2000.