Jakarta – Majalahcsr. Pengangguran menjadi masalah yang terus dicari solusinya oleh semua pihak. Pemerintah sendiri tentunya tidak mampu mengatasi sedemikian banyak pengangguran yang sudah ada, juga potensi bonus demografi yang siap-siap meledak.
Seperti yang telah disepakati dalam Sustainable Development Goals (SDGs) no.17 yaitu kemitraan untuk mencapai tujuan bersama, Citi Indonesia bekerjasama dengan Indonesia Business Links (IBL), menyelenggarakan acara Stakeholder Forum pada Rabu (25/4).
Kegiatan ini menghadirkan berbagai pemangku kepentingan dengan latar belakang berbeda, untuk membahas isu – isu terhangat, sekaligus mencari solusi atas permasalahan yang ada di Indonesia. Isu hangat yang dijadikan tema kali ini adalah “Membangun Kemitraan Multi-Pihak dalam Mengatasi Masalah Pengangguran Kaum Muda dengan Penciptaan Lapangan Kerja yang Layak”.
Kegiatan ini sekaligus menjadi kordinasi antara pemangku kepentingan sebagai upaya untuk memetakan segala upaya yang telah dilakukan oleh masing – masing. Sekaligus berbagi kesulitan, juga kendala yang hadapi, dan mengidentifikasi peluang kerja sama antar pihak dalam mengatasi tingkat pengangguran muda di Indonesia.
Pengangguran pada usia muda, masih menjadi salah satu isu sosial yang masih menjadi masalah di Indonesia. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) di tahun 2017, 50% dari total jumlah pengangguran di Indonesia berasal dari kelompok usia 15 – 24 Tahun.
Banyak faktor yang mendasari tingginya tingkat pengangguran muda di Indonesia. Misalnya terbatasnya lapangan kerja, rendahnya kualitas sumber daya manusia, lemahnya sistem yang mendukung pengembangan kemampuan tenaga kerja, hingga kesulitan membangun bisnis sendiri.
Director, Country Head of Corporate Affairs Citi Indonesia Elvera N. Makki memaparkan, Citi Indonesia melalui Citi Peduli dan Berkarya (Citi PeKa) memiliki perhatian terhadap masa depan generasi muda di Indonesia. Hal ini pun menjadi perhatian Citi di kancah global dengan program Pathways to Progress.
“Yaitu bagaimana Citi dapat mendorong anak muda untuk maju dan memiliki kesempatan ekonomi yang lebih baik lagi,” Ujarnya.
Dari tahun 2017 hingga kini, IBL bekerjasama dengan Citi Indonesia menyelenggarakan Skilled Youth Program Phase 2. Melalui pendanaan dari Citi Foundation, program ini merupakan bagian dari inisiatif Pathways to Progress yang dilaksanakan di berbagai negara di dunia termasuk di Indonesia, serta merupakan kelanjutan dari Program Skilled Youth yang dilaksanakan pada 2016 – 2017 yang lalu.
Program ini ditujukan bagi kaum muda usia 16-24 tahun. Pada tahun pertama penyelenggaraannya, program ini telah menjangkau 492 siswa dari sekolah menengah kejuruan dan atas, termasuk SMK yang berlokasi di 3 area yaitu Cikarang Barat, Karawang, dan Bekasi.
Kasubdit Penempatan Tenaga Kerja Khusus, Direktorat Penempatan Tenaga Kerja Dalam Negeri, Ditjen Binapenta dan PKK, Kementerian Ketenagakerjaan (KEMNAKER) Republik Indonesia Selviana, S.Kom, M.Si. menambahkan, lembaga pendidikan harus memperhatikan 5K untuk siapkan output yang kompetitif di tengah perubahan industry, yaitu Karakter, Keterampilan, Kolaborasi, Kontribusi atau produktivitas, dan Kelima atau inovasi.
“Upaya KEMNAKER dalam menyiapkan generasi muda untuk Indonesia Emas antara lain: Pengembangan Standar Kompetensi Kerja; Penguatan lembaga Sertifikasi; Penguatan Akses dan Mutu; Penguasaan dan Pemanfaatan teknologi terkini; dan Mendorong bertumbuhkembangnya Entrepreneur (Wirausaha baru).” Jelasnya.
Untuk mengatasi permasalahan pengangguran di usia muda ini, perlu ada tanggung jawab tidak hanya dari pihak pemerintah, namun juga dari sektor swasta dan organisasi masyarakat sipil. “Kerja sama yang sinergis antar pihak mampu menjadi faktor penting untuk mengoptimalkan upaya pengentasan pengangguran, sekaligus menciptakan program pemberdayaan tenaga kerja muda yang berkelanjutan,” ujar Direktur Eksekutif Indonesia Business Links Mohamad Fahmi.

Dok. IBL
Hal ini menjadi tantangan yang harus dipecahkan bersama dan perlunya sinergi antara pemerintah, sektor swasta, dan organisasi masyarakat sipil untuk menciptakan program pemberdayaan pemuda yang berkelanjutan. Sustainable Development Goals (SDGs) kini telah menjadi kerangka kerja bersama semua stakeholder.
“SDGs membuka peluang besar bisnis berkelanjutan dan penciptaan tenaga kerja. Pengangguran kaum muda akan teratasi bila sektor bisnis, pemerintah, organisasi kemasyarakatan dan akademisi bekerjasama dari sisi peningakatan kapasitas, membuka peluang kerja, mendorong kewirausahaan, serta menciptakan lingkungan kondusif. Sudah banyak inisiatif dilakukan, tinggal membangun kerjasama dan mereplikasikan,” jelas Manajer Pilar Pembangunan Ekonomi, Sekretariat Sustainable Development Goals (SDGs) Bappenas Setyo Budiantoro.
Dari pengalaman yang dilakukan oleh Indonesia Business Links, program pengembangan dan pemberdayaan untuk kaum muda dapat dilakukan melalui dua pendekatan yaitu meningkatkan kapasitas kaum muda untuk memiliki kesempatan yang lebih besar untuk dapat dipekerjakan oleh pemberi kerja, dan melalui serangkaian pembekalan mengenai keterampilan berwirausaha untuk menjadi wirausahawan.