MajalahCSR.id – Meskipun bermanfaat sebagai sarana transportasi yang cepat, sektor penerbangan di sisi lain berdampak negatif pada bumi. Operasional pesawat baik komersial atau non komersial ternyata turut menyumbang 2% dari total emisi gas karbon dioksida. Sejumlah pakar pesawat lalu mencoba mencari jalan keluar dengan mendesain pesawat yang hemat bahan bakar sehingga emisinya sangat kecil.
Beberapa tahun ke belakang beredar gosip tentang kemunculan pesawat ‘peluru’ misterius di Kalifornia, Amerika Serikat. Sempat menguar gosip dan spekulasi dari berbagai pihak seputar pesawat itu. Namun, kini tak perlu lagi, lantaran identitasnya sudah terungkap ke muka publik. Namanya Celera 500L.
Pesawat enam penumpang ini diklaim sangat impresif. Betapa tidak, kecepatannya menyamai pesawat jet sekelasnya, namun menempuh dua kali kali jarak lebih jauh, sekaligus delapan kali lebih hemat bahan bakar.
Pabrikan pesawat mengaku sudah membuktikan efisiensi dan aerodinamis dari Celera 500L ini pada 2019. Pesawat berhasil dengan mulus melewati 31 kali uji terbang. Disebutkan, Celera 500L benar-benar pesawat hemat energi dan sangat layak untuk penerbangan komersial.
Konsumsi bahan bakarnya berkisar 18 – 25 mil (29 – 40 km) per galon (3,8 liter). Bandingkan dengan pesawat jet konvensional yang per galonnya hanya mampu menempuh 2 – 3 mil saja (3,2 km – 4,8 km). Ongkos opeasional pun hanya di angka USD 328 atau Rp 4,6 juta per jam, enam kali lebih murah daripada pesawat jet sekelas.
Mesin belakang pesawat berdaya jelajah hingga 4.500 mil (7.245 km) saat tanki penuh dengan kecepatan terbang mencapai 460 mil per jam atau setara 741 km per jam. Dengan spesifikasi itu, penerbangan bisa dilakukan nonstop antar kota tanpa butuh isi ulang bahan bakar. Semua ini berkat mesin RED A03 buatan Jerman yang dipasang pada pesawat tersebut yang bisa disokong avtur dan biodiesel.
CEO Bill Otto Jr. mengatakan pada CNN, “Tujuan kami adalah menciptakan pesawat swasta yang aman dan mampu melakukan penerbangan nonstop ke berbagai tempat di AS dengan kecepatan dan tarif yang layak dibandingkan dengan maskapai komersial lain. Kami percaya Celera 500L adalah produk penting bagi industri penerbangan 50 tahun ke depan.”
Menurut Otto, Celera 500L mampu dimanfaatkan sebagai pesawat komersial, kargo, atau kepentingan militer. “Setelah uji coba dilakukan berulang-ulang dan sukses, kami siap memproduksinya secara komersial,” tegas Otto.
Keefisienan bahan bakar juga ditunjang bentuk pesawat yang aerodinamis, menjadikan hambatan udaranya minim sehingga lajupun lancar di berbagai kondisi lapisan udara. Prototipe pesawat belum dilengkapi jendela, namun bakal diaplikasikan pada produksi komersialnya.
Sementara itu, kabin pesawat baling-baling ini memiliki tinggi 1,88 meter dilengkapi 6 kursi penumpang kelas utama dengan konfigurasi yang bisa disesuaikan. Kini dikabarkan pesawat tersebut tengah menunggu sertifikasi lisensi dari badan penerbangan AS, yaitu Federal Aviation Administration (FAA) dan diharapkan sudah mulai digunakan pada 2025 nanti.