Bogor – Majalahcsr. Conference of Parties (COP) 23 yang digelar di Bonn, Jerman telah berlangsung sejak 5 november hingga 17 november 2017. Dalam konferensi ini perwakilan resmi dari 195 negara dan 1 blok ekonomi (uni eropa) berdiskusi mengenai perubahan iklim.
Sebelumnya, dimana COP 21 diadakan yaitu di Paris, menghasilkan poin penting kesepakatan upaya mitigasi dengan cara mengurangi emisi dengan cepat untuk mencapai ambang batas kenaikan suhu bumi yang disepakati, yaitu di bawah 2 derajat celcius dan diupayakan ditekan hingga 1,5 derajat celcius.
Direktur Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim (PPI) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Nur Masripatin mengatakan pertemuan COP 23 agak berbeda dengan sebelumnya, yaitu satu konferensi dalam konsep dua zona (One Conference, Two Zones Concept), dengan dua agenda utama COP-23 yaitu perundingan (negosiasi) dan nonperundingan.
“Secara umum, misi delegasi Indonesia pada COP-23, yaitu memastikan kepentingan Indonesia terakomodir dalam hasil pembahasan pengaturan rinci ‘Modality, Procedure, and Guidelines’ (MPGs) untuk pelaksanaan ‘Paris Agreement’,” kata Nur seperti yang dilansir oleh Rappler.com selasa (7/11).
Bagi delegasi Indonesia COP 23 dianggap penting dan menentukan implementasi aksi-aksi nyata mitigasi dan untuk adaptasi perubahan iklim di tanah air.
“Indonesia telah menyampaikan kontribusi penurunan emisi karbon ke global dengan 29% melalui sumberdaya sendiri dan 41% bila ada bantuan dari luar negeri. Kontribusi ini sudah cukup ambisius bila dibandingkan dengan negara-negara maju yang seharusnya lebih banyak mengurangi emisinya,” kata Nur Masripatin.
Bagi salah satu perusahaan swasta tanah air yang bergerak di bidang pertambangan batubara, PT United Tractor Tbk tidak menampik bahwa dunia internasional memang prihatin mengenai keadaan lingkungan. Namun masih besar keyakinan bahwa batubara masih menjadi inti bisnis perseroan.
Saat ini, batubara masih menjadi sumber energi termurah setidaknya di Indonesia. Sehingga pasar pun masih mencari batubara untuk menjadi salah satu sumber energinya.
“Jadi yang kita bisa lakukan adalah membuat industri yang paling bersih untuk batubara,” ujar Sekretaris perusahaan UT, Sara K. Loebis usai acara Workshop Wartawan Bursa, kamis (9/11).
Sara mencontohkan, untuk alat berat diusahakan penggunaan bahan bakarnya seefisien mungkin. Salah satu anak usaha UT, yaitu PT Pama Persada Nusantara yang bergerak dibidang kontraktor dan penambangan batubara memberikan saran bagaimana penambangan yang paling baik dengan memperhatikan lingkungan.
Bahkan pembangkit listrik UT yang berada di Jepara (Tanjung Jati 5 & 6) mengadopsi teknologi ultra super critical. Teknologi pembakaran ultra-supercritical bisa mengurangi biaya operasi keseluruhan dari pembangkit listrik.
Hingga saat ini, pendapatan UT sebesar 30-35% adalah diluar batubara. Kemudian sisanya masih mengandalkan dari bisnis batubara. Sara juga mengatakan bahwa perseroan masih belum memperbesar porsi pendapatan diluar batubara hingga mencapai 50%.