Jakarta – MajalahCSR. Akibat harga batubara yang menurun tajam dibawah $50 per ton beberapa tahun belakangan membuat banyak tambang batubara yang gulung tikar. Akibatnya banyak sekali terjadi pemutusan hubungan kerja dan imbasnya perekonomian masyarakat daerah tambang turun.
Namun saat ini harga batubara sudah berada di atas $80 per ton. Dampak baik pun terjadi di industri ini, salah satunya akan beroperasinya kembali tambang dari cucu usaha PT United Tractors tbk.
Tambang tersebut adalah PT Telen Orbit Prima (TOP) di Kalimantan Tengah merupakan anak usaha dari PT Tuah Turangga Agung (TTA). Sedangkan TTA sendiri adalah anak usaha dari UNTR.
Saat ditutup produksinya pada akhir 2015 yang lalu, alat-alat yang biasa dipakai perseroan dipindahkan ke daerah usaha UNTR lain. Saat ini, seiring dengan rencana pembukaan produksi perseroan, alat-alat kembali diambil untuk operasi perseroan.
Saat awal rencana operasi akan dilakukan dulu, TOP melakukan beberapa pendekatan kepada masyarakat dalam berbagai hal. Misalnya dengan membangun jalan desa, membangun sarana umum, dan pendidikan.
“CSR untuk di site umumnya membantu membangun infrastruktur. Misalnya membangun jalan, fasilitas desa seperti masjid, sekolah, air, juga mengenai pendidikan,” ujar Corporate Secretary UNTR, Sara K.Loebis rabu (5/4).
Tenaga kerja TOP sebanyak 201-500 orang, pada level pendukung diprioritaskan berasal dari masyarakat lokal. Sedangkan untuk tenaga ahlinya berasal dari PT Pama Persada, anak usaha UNTR.
Nantinya TOP akan berproduksi sebesar 1 juta ton untuk 2017. Kapasitasnya produksinya sendiri mencapai 2 ton pertahun dengan cadangan batubara sebesar 20 juta – 30 juta ton.
Target penjualan UNTR pada 2017 sebesar 7-7,5 juta ton per tahun. Jumlah ini sudah termasuk produksi TOP yang akan beroperasi pada semester II 2017.