Jakarta, MajalahCSR.id – Hemp adalah jenis rami yang serumpun dengan tanaman terlarang ganja (cannabis/marijuana). Namun hemp bukanlah benar-benar ganja, karena kandungan zat aditifnya juga sangat minim. Hal yang menarik dari hemp, seratnya kerap dimanfaatkan menjadi material produk tertentu seperti di industri tekstil untuk bahan kain. Serat hemp diklaim oleh sejumlah pihak sangat kuat dan lebih aman terhadap lingkungan daripada material buatan seperti serat plastik.
Selain material tekstil yang pada akhirnya jadi produk busana, tas, dompet, tali, juga dimanfaatkan untuk bahan makanan, produk kecantikkan, produk rumah tangga, dan banyak lagi.
Potensi inilah yang menarik Hempitecture, produsen material non tenun asal AS, yang membangun pabrik terbaru seluas lebih dari 10.000 meter persegi. Untuk menunjang visi keberlanjutannya, gedung pabrik memakai arsitektur keberlanjutan (ramah energi), dan memberlakukan praktis bisnis yang mengadopsi keberlanjutan.
Menariknya, Hempitecture ini mengenalkan material hemp ke pasar berikutnya, pasar konstruksi. Melansir dari Inhabitat, pabrikan ini memang dikenal dengan produk konstruksi yang sekaligus bisa menangkap karbon, Hempcrete. Selain itu ada HempWool, produk alternatif isolasi atau penyekatan yang menawarkan kemampuan kedapkan suara dan tak berbahaya.
Lantas apa alasannya membawa hemp ke ranah konstruksi? “Sejak pandemi terjadi, kita bisa melihat banyak orang yang mulai memperhatikan kondisi rumah dan lingkungan yang sehat,” kata sang pendiri, Mattie Mead. “Adanya pabrik baru ini akan lebih akan lebih bisa memenuhi kebutuhan perluasan kapasitas pabrik dalam menjangkau konsumen (terutama di AS) yang membutuhkan produk rumah yang sehat dan aman.”
Pabrik baru tersebut mengandalkan energi hijau, yaitu hidroelektrik, tenaga surya, dan angin melalui pembangkit yang berlokasi di Idaho, yang memiliki program Idaho Power’s Green Power Program. Sementara produknya non tenun atau nonwoven dari material alami, terutama dari serat hemp. Produknya ini bisa dipakai di berbagai industri mulai dari pengemasan makanan dan farmasi, seperti HempWool yang merupakan isolasi panas.
Setiap produk bertujuan untuk mengurangi produksi karbon baik dalam proses pembuatan maupun dalam pemakaiannya. Oleh karena itu, perusahaan disebutkan menerapkan tanggung jawab produksi dari hulu ke hilir dalam rantai pasok. Salah satunya ketika produk disimpan dan dikirim akan diletakkan dalam kemasan daur ulang dan juga plastik kompos untuk mengurangi konsumsi plastik biasa.