Sydney, Australia – Majalahcsr. Langit cerah Kota Sydney, Australia pada 3 Februari 2018 menjadi yang terakhir dinikmati di Sydney bagi sebanyak 19 orang perwakilan organisasi disabilitas dari berbagai daerah di Indonesia, yang mengikuti program pelatihan kepemimpinan di Universitas Sydney, sebelum kembali ke tanah air. Organisasi-organisasi disabilitas tersebut antara lain SIGAB Yogyakarta dan Yayasan Peduli Kemanusiaan Bali.
Pada sore yang cerah itu, pihak Southeast Asia Centre Universitas Sydney mengadakan jamuan makan malam perpisahan bagi seluruh peserta. Acting Konjen RI Sydney, Hermanus Dimara turut hadir sebagai tamu kehormatan. Sementara itu, dari pihak Southeast Asia Centre hadir Profesor Michele Ford, Direktur lembaga tersebut.
Selama dua minggu program pelatihan kepemimpinan yang didanai oleh pihak Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia tersebut, para peserta tidak saja menerima materi kepemimpinan dalam kelas, tetapi juga kunjungan-kunjungan ke lapangan, termasuk ke organisasi-organisasi disabilitas di Kota Sydney dan sekitarnya.
“Selama dua minggu ini, program sangat padat dari pagi hingga sore. Namun materi yang kami terima sangat bermanfaat, memberikan kami perspektif lain mengenai kepemimpinan organisasi disabilitas”, ungkap salah satu peserta, perwakilan dari Yogyakarta saat bincang-bincang ringan dengan Hermanus Dimara seperti yang disampaikan.
Sementara itu, Acting Konjen RI pada kesempatan menyampaikan pesan perpisahan, selain menyampaikan apresiasi kepada Pemerintah Australia dan pihak Universitas Sydney, juga mengajak peserta untuk menjadi bagian penting dalam upaya memperkuat hubungan Indonesia dan Australia.
“Kembalilah ke Indonesia dengan kebanggaan sebagai seorang alumni Australia, dan jadilah kontributor penting bagi semakin kuatnya hubungan Indonesia dan Australia, dalam peran masing-masing”, ujarnya.
Hermanus juga menyampaikan harapan sekembalinya para peserta ke Indonesia, dapat menerapkan ilmu dan pengetahuan baru yang diperoleh di Australia. Yakni dengan memperhatikan kearifan lokal masing-masing, untuk kemajuan organisasi-organisasi yang diwakili, juga kaum disabilitas yang bernaung di bawah organisasi tersebut.