MajalahCSR.id – Para pecinta dan pegiat lingkungan banyak yang berlomba-lomba mengatasi dampak buruk limbah plastik. Ada yang mengubahnya menjadi kursi, meja, alas kaki, kacamata, dan lain-lain. Sedikit berbeda dengan ide tim pakar ini.
Sejumlah ilmuwan berhasil mengubah limbah botol plastik menjadi cita rasa vanilla dengan merekayasa bakteri. Menurut riset ini yang dipublikasikan di jurnal Green Chemistry, bakteri E-Coli yang direkayasa secara genetis bisa dimanfaatkan untuk mengubah zat yang disebut terephthalic acid (TA) dari limbah plastik ke vanilla.
Joanna Sadler, anggota tim pakar mengungkapkan, “Ini adalah contoh kali pertama memanfaatkan sistem biologis untuk mengolah limbah plastik menjadi zat kimiawi yang berguna untuk keperluan industri, dan sangat menyenangkan mengetahui implikasi dari ekonomi sirkular.”
Mengutip The Guardian, terephthalic acid (TA) adalah komponen dasar yang diperoleh saat enzim mulai menghancurkan botol plastik. Tahun lalu, para ahli mengembangkan ensim mutasi yang mampu menghancurkan botol plastik ke dalam bentuk dasar, yaitu TA.
Para ahli lalu menggunakan elemen dasar enzim tersebut agar bisa menghasilkan aroma vanila dalam skala industri. Caranya, mereka menghangatkan TA dengan campuran “kaldu” mikroba hingga suhu 37°C selama satu hari. Hasilnya, 79% dari TA berubah jadi aroma vanilla yang aman untuk dipergunakan.
Vanila merupakan produk alami yang diekstrak dari biji tanaman vanili. Produk ini umumnya digunakan dalam industri kosmetik dan makanan. Selain itu juga digunakan dalam perusahaan farmasi sebagai kandungan herbisida. Meskipun aroma vanilla secara alami bisa diekstrak dari biji vanili, namun permintaannya yang sangat besar, melebihi volume pasokan. Menurut data 2018, kebutuhan vanilla secara global adalah 37 ribu metrik ton, sehingga dibutuhkan cara lain untuk memenuhi permintaan tersebut.