banner
Dok. PT TPL
Berita

Mitra PT. Toba Pulp Lestari, Tbk. Hanyalah Tamatan SMA.

2797 views

“Saya bersyukur dengan keberadaan PT TPL dan saya tidak ambisius dalam hidup saya untuk meraih target dalam kehidupan. Saya hanya ingin menikmati hidup saya seperti ini.”

Radlan Manurung (60), seorang pengusaha mitra yang berhasil dibina oleh PT TPL merasa bersyukur dirinya kini memiliki usaha dan sejumlah pekerja berkat keberadaan perusahaan penghasil bubur kertas, PT. Toba Pulp Lestari, Tbk. (TPL) yang memberikannya semangat juang untuk bisa menghidupi keluarganya.

Radlan bercerita, dirinya anak ketiga dari 10 orang bersaudara. Sedangkan orang tuanya dulu berdagang di pasar dari satu kota ke kota lain. Pernah dirinya mengemudikan angkutan kota pada tahun 1976, sekaligus bekerja bersama temannya yang memiliki usaha proyek.

“Saya anak yang paling nakal karena saya tidak mau sekolah,” ujar ayah dua orang anak ini dan kakek empat orang cucu ini.

Ia menceritakan awalnya tertarik untuk menjadi pengusaha adalah saat ia ikut membantu rekannya menyuplai pasir ke PT TPL di era tahun 1980-an. Pada saat membantu teman inilah, ia berpikir untuk memiliki usaha sendiri. Akhirnya pada 1994 Radlan memberanikan diri menjadi penyalur tenaga kerja untuk pengerjaan las besi di PT TPL.

Pada saat itu awalnya hanya menyediakan beberapa orang tenaga kerja sebagai tukang las. Namun kemajuan pesat terjadi, saat ini ia mendirikan usaha dengan nama CV. RMN yang merupakan singkatan dari namanya sendiri.

“Kunci saya dalam berusaha adalah kerja keras, berjuang, dan berdoa kepada Yang Maha Kuasa agar usaha saya dapat terus hidup. Saya ingat betul masa-masa sulit adalah saat PT Indorayon Inti Utama (dulu sebelum perusahan berganti nama menjadi PT TPL –red) tidak beroperasi sekitar 1998 hingga 2000-an. Otomatis tidak ada pekerjaan atau proyek yang saya jalankan di masa-masa itu,” ujarnya.

Tapi Radlan tidak patah arang, setelah PT. TPL beroperasi kembali ia pun kembali membangun usaha dengan nama CV. Tonggi Buana. Pada sekitar tahun 2003 ia memulai pengerjaan pembangunan skala kecil di bidang sipil atau konstruksi karena harus menghidupi keluarga.

Saat mengerjakan proyek yang dipercayakan oleh perusahaan kepadanya, ia dan pekerjanya selalu bekerja sesuai standar dan spesifikasi yang diminta di dalam kontrak kerja. Radlan pun ingin menjadi contoh bagi semua pekerjanya dengan datang di lokasi kerja lebih awal dibandingkan pekerjanya.

Tantangan terbesar selama mengembangkan usahanya adalah ketika mengerjakan proyek besar di tahun 2004. Ia diminta untuk mengerjakan pembangunan chip piledengan dengan nilai kontrak sekitar Rp400 jutaan dan harus selesai dengan hitungan 30 hari.

Tak gentar, ia berani menerima pengerjaan itu dengan memberdayakan sekitar 60 orang pekerja yang berdomisili di sekitar fasilitas produksi PT TPL untuk bekerja siang malam. Berkat kerja kerja dan komunikasi yang baik dengan pekerja serta mengikuti petunjuk dari pengawas perusahaa, pekerjaan tersebut bisa selesai dengan jadwal yang telah ditentukan.

Radlan pun mengungkapkan bahwa seusai proyek pengerjaan tersebut, dirinya semakin diberi kepercayaan oleh perusahaan. Dirinya berharap agar selalu dapat mengerjakan pekerjaan sesuai dengan kualitas dan spesifikasi yang berikan oleh manajemen perusahaan.

Untuk keberlanjutan usahanya, Radlan kini mewariskan jiwa wirausahanya kepada salah seorang anak laki-lakinya. Dirinya juga tidak menjadi seorang yang sangat ambisius untuk meraih target dalam kehidupan.

Bahkan saat ia menjabat sebagai ketua forum sebuah pergerakan masyarakat untuk mendukung sosok seorang calon gubernur Sumatera Utara dulu, dirinya mundur karena hanya ingin fokus untuk menjalankan bisnis saja.

Radlan yang sedang menjaga pola makannya sehingga berat badannya turun dari 84 kg menjadi 70 kg dalam enam bulan ini berharap agar PT TPL ke depannya menjadi perusahaan yang lebih baik, dan selalu memberikan peluang berusaha kepada masyarakat sekitar untuk ikut berpartisipasi sesuai dengan potensi yang ada di masyarakat.

“Saya bersyukur dengan keberadaan PT TPL yang telah membesarkan saya. Saya tidak ambisius dalam hidup saya untuk meraih target dalam kehidupan. Saya hanya ingin menikmati hidup saya seperti ini,” ujar Radlan.

 

 

 

banner