Jakarta – Majalahcsr. Energi bersih mulai banyak diterapkan di banyak negara, termasuk Indonesia. PT Mitra Energi Persada (KOPI) yang menyasar Indonesia bagian timur untuk mendukung desentralisasi infrastruktur energi di Indonesia.
Sumber energi salah satunya listrik adalah konsentrasi bisnis perseroan. Sedangkan sumbernya energi bisa berasal dari bermacam-macam, tidak menutup kemungkinan selain dari gas bisa juga berasal dari uap ataupun air.
Direktur Utama perseroan, Ivo Wongkaren menjelaskan bahwa untuk memajukan perkembangan perekonomian adalah penyebaran energi yang merata. Sedangkan ongkos produksi industri biasanya dipengaruhi oleh ongkos energi. Jika ongkos energi meningkat maka daya saing akan menurun.
“Kami akan mengakselerasikan program Kementerian ESDM untuk desentralisasi energi,” paparnya jum’at (14/7).
Untuk menunjukkan komitmennya dalam memberikan sumbangsih kepada Indonesia, perseroan menandatangani kerjasama dengan salah satu perusahaan energi dari Jepang, Shizuoka Gas Company Ltd (Shizgas). Shizgas membeli saham perseroan sebesar 7,5% langsung dari pemegang saham perseroan.
Dengan kerjasama ini, Ivo berharap adanya penambahan kemampuan di bidang keuangan dan teknologi. Shizgas sendiri adalah perusahaan distributor gas alam terbesar ke-empat di Jepang berdasarkan volume penjualan. Shizgas sendiri menyuplai gas alam ke wilayah pusat Honsu, yakni pulau utama di Jepang.
“Kerjasama ini sebagai komitmen perseroan kepada pembangunan nasional di bidang energi dan untuk berkontribusi kepada penggunaan energi yang semakin efisien di Indonesia.” ujar Ivo.
Iwasaki, menceritakan bahwa Shizuoka adalah kota industri terkenal di Jepang. Shizgas berhasil menggerakkan perusahaan dengan sumber energi dari batubara menjadi gas. “Kami akan terapkan ini bersama MEP.” paparnya.
Energi minyak ataupun batubara yang selama ini digunakan oleh industri menyumbang pencemaran Co2 yang besar. Dengan mengganti penggunaan sumber energi minyak dan batubara menjadi gas, bisa mengurangi pencemaran Co2 sebesar 40%.
Untuk tahun ini perseroan belum mempunyai rencana kegiatan selain studi kelayakan bersama Shizgas. Kemudian pada tahun depan baru ditentukan kegiatan apa yang akan dilakukan bersama Shizgas. Bahkan tidak menutup kemungkinan, Shizgas dan perseroan akan membentuk joint venture.
Saat ini perseroan melalui anak usahanya yaitu PT. Mitra Energi Buana (MEB) memilki aset berupa jaringan gas di daerah Sumatera Selatan, khususnya di kota Palembang kurang lebih 25 kilometer dengan kapasitas terpasang sebesar 10 MMSCFD dan kapasitas terpakai sebesar 3,7 MMSCFD.
Sejak tahun 1996. Shizgas memiliki dan menialankan sebuah terminal LNG bemama Shimzu LNG Sodeshi Terminal bersama dengan JXTG Nippon Oil dan Energy Corporation. Terminal tersebut sekarang memiliki kapasitas penyimpanan total 337.200 m3 dan Shizgas mengimpor lebih dari 1 juta ton LNG setiap tahunnya dari luar negeri termasuk Malaysia, Australia Papua Nugini dan Qatar.
Shizgas sekarang tertarik untuk mengembangkan bisnisnya terutama di Asia Tenggara sebagai komitmen untuk pertumbuhan di masa depan. Sejalan dengan strategi tersebut di tahun 2015 Shizgas berpartisipasi sebagai produsen listrik mandiri (Independen Power Produce /IPP) yang mengoperasikan 350 MW Pembangkit List tenaga Gas di Thailand.