Jakarta – Majalahcsr. Fatima Tuzzahro dan Ibu Hakiah adalah perempuan petani binaan Konsorsium GAIA DB, penerima Hibah Pengelolaan Sumber Daya Alam Berbasis Masyarakat MCA-Indonesia.
Ibu Fatima memerlukan modal sebesar Rp 15,8 juta untuk memproduksi keripik singkong yang terbuat dari bahan-bahan alami. Modal tersebut digunakan untuk biaya operasional pengolahan, yang terdiri dari tepung terigu, bumbu-bumbu rasa alami, margarin, perlengkapan memasak, serta untuk membuat kemasan yang menarik.
Sedangkan Ibu Hakiah membutuhkan modal sebesar Rp 7,3 juta untuk memproduksi kopi seduh berkualitas tinggi. Modal ini akan dipakai Ibu Hakiah untuk biaya operasional pengolahan, di antaranya untuk menyangrai kopi, mengirim biji kopi berkualitas, perlengkapan pengolahan, serta membuat kemasan yang cantik.
Sebagai informasi, Ibu Fatima adalah orang tua tunggal dengan dua anak. Bertempat tinggal di Dusun Bual, Desa Wajageseng, Kecamatan Kopang, di Lombok Tengah, sehari-hari ia menjaga kios kelontong sembako. Ibu Fatima juga menanam singkong serta umbi-ubian lainnya bersama kelompok petani perempuan di daerahnya. Singkong tersebut kemudian diolah menjadi keripik singkong yang akan dijajakan ke pasar atau warung-warung.
Adapun Ibu Hakiah ialah seorang ibu rumah tangga yang juga menjaga kios sembako. Ia bertempat tinggal di Desa Karang Sidemen, Kecamatan Batuliang Utara, di Lombok Tengah. Mulai tergabung dengan organisasi kelompok perempuan petani sejak 2015, Ibu Hakiah dan rekan memproduksi berbagai olahan kopi, yang akan disalurkan ke warung-warung serta pasar tradisional.
Dalam proyeknya, Konsorsium GAIA DB memfasilitasi 3.190 orang di 5 desa yang terletak pada 2 kecamatan di Kabupaten Lombok Tengah. Proyek ini bertujuan berkontribusi terhadap upaya rehabilitas lahan di hulu daerah aliran sungai (DAS) Gunung Rinjani yang rusak akibat tingginya ketergantungan masyarakat pada wilayah hulu DAS sebagai penyedia air, habitat keragaman hayati, serta pemenuhan ekonomi masyarakat.
Rehabilitasi ekosistem dan peningkatan kesejahteraan masyarakat dilakukan melalui upaya-upaya penanaman dan pengayaan jenis-jenis tanaman kehutanan dan multiguna, menjaga tutupan hutan, patroli dan pengawasan berbasis masyarakat, pelatihan dan pengembangan usaha produksi sumberdaya hutan non-kayu dari agro-forestri guna memenuhi kebutuhan subsisten dan dijual.