banner
PT ANTAM Tbk
Berita

Kuota Ekspor untuk Keberlanjutan Bisnis ANTAM

1307 views

Jakarta – Majalahcsr. PT ANTAM (Persero) Tbk memperoleh kuota ekspor sebesar 2,7 juta feronikel dengan kadar rendah sebesar 1,7%. Perseroan juga akan mengajukan kuota ekspor tahap kedua sebesar 3,7 juta ton.

Ekspor ini feronikel kadar rendah ini tentunya akan memberikan kontribusi baik dari sisi pendapatan maupun alur kas perseroan. Direktur Pengembangan ANTAM, Hari Wijayanto optimis, dengan perolehan kuota ini pemberi kredit (lender) akan kembali percaya kepada ANTAM.

Volume produksi bijih nikel 2016 tercatat sebesar 1.635.042 wet metric ton (WMT) dengan volume penjualan sebesar 734.886 WMT. Bijih nikel ANTAM digunakan untuk umpan bijih pabrik feronikel di Pomalaa, Sulawesi Tenggara, dan memenuhi permintaan smelter pihak ketiga didalam negeri. Peningkatan permintaan bijih nikel yang tinggi membuat tingkat penjualan bijih nikel naik tajam 1.472 % dibanding 2015.

Banyak negara yang sudah mengajukan letter of intense ke perseroan. Mayoritas negaranya adalah Cina, Jepang, Eropa Timur. Sayangnya tidak semua bisa dipenuhi mengingat permintaan yang berkisar diatas 100 juta ton, padahal kuotanya tidak sampai sebesar itu.

“Awal mei ini akan ada pengapalan feronikel ke Cina dan Jepang sebanyak 3 vessel. 1 vessel memuat feronikel sebanyak 50.000 WMT,” ujar Hari usai RUPST selasa (2/5).

Volume produksi feronikel perseroan 2016 sebesar 20.293 ton nikel dalam feronikel (TNi). Volume penjualan feronikel 2016 sebesar 20.888 TNi. Hal ini diperoleh melalui perbaikan trafo pada pabrik FeNi II yang telah selesai dan dioperasikan pada bulan Mei 2016.

Untuk komoditas emas, total volume produksi emas dari Pongkor dan Cibaliung sebesar 2.207 kg relatif stabil dibandingkan produksi emas tahun 2015. Sementara capaian penjualan emas relatif sesuai rencana dengan volume penjualan sebesar 10.227 kg.

 

 

Pergantian Direksi

 

PT ANTAM (Persero) Tbk mengganti jajaran direksinya dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST). Sebagai Direktur Utama Tedy Badrujaman digantikan oleh Arie Prabowo Ariotedjo yang sebelumnya menjabat sebagai Direktur Niaga PT Bukit Asam (Persero) Tbk.

Direktur Pengembangan digantikan oleh Sutrisno S. Tatetdagat yang sebelumnya menjadi sekretaris perusahaan PT Timah (Persero). Sedangkan Direktur Operasi diduduki oleh Tatang Hendra yang sebelumnya menjabat sebagai SVP Operations Management, Health, Safety and Environment.

Jabatan Komisaris masih tetap diduduki oleh Zaelani, Komisaris Independen Gumilar Rusliwa Somantri dan Anang Sri Kusuwardono.

Dalam RUPST tersebut, sepuluh mata acara dilaksanakan. Diantaranya adalah tidak dibagikannya deviden untuk tahun buku 2016 dengan pertimbangan guna keperluan operasional dan pendanaan infrastruktur pendukung proyek ANTAM.

banner