MajalahCSR.id – Menjadi seorang vegetarian terlebih vegan sangat bermanfaat bagi kesehatan. Namun, memilih menjadi vegan artinya juga turut mengurangi dampak CO2 dari kegiatan peternakan.
Meski begitu tak mudah untuk menjadi seorang vegan. Pilihan makanan yang terbatas biasanya jadi kendala karena tak banyak restoran atau kafe menyediakan menu khusus. Di Indonesia restoran khusus vegan masih jarang ditemui. Artinya, seorang vegan tak seleluasa rekannya yang non vegan jika datang atau berada di Indonesia.
Bicara soal kota atau negara, kira-kira manakah yang paling ramah bagi kelompok vegan? Setiap tahun website Chef’s Pencil mencermati mesin google untuk menemukan kota dan negara mana di dunia yang paling baik bagi warga vegan. Website yang menampilkan tren industri dan berita termasuk resep itu, melakukan skala 0 – 100 untuk kota dan negara yang layak dikunjungi oleh para vegan. Pada konteks kota, Chef’s Pencil membatasi dengan populasi minimal 100 ribu orang.
Portland, Oregon, Amerika Serikat menjadi kota terpilih pada tahun ini mengalahkan Bristol, Inggris, yang dua tahun sebelumnya menduduki peringkat teratas. Portland terpilih karena banyak kedai makan khusus vegan, dari mulai es krim vegan, atau restoran yang biasanya sulit ditemui di kota lain, seperti Israeli food atau menu ala Sri Lanka.
Edinburgh, Skotlandia menempati posisi kedua dengan skor 94. Selanjutnya, Jerman menempatkan tiga kotanya pada posisi tiga, empat, dan lima, yaitu Hamburg, Berlin, dan Leipzig. Kemudian Amsterdam, Vancouver, Manchester, London, dan Seattle melengkapi 10 posisi teratas.
Bila anda ingin tahu atau bahkan punya impian pindah ke negara yang ramah vegan, Inggris adalah pilihannya. Bahkan negara Ratu Elizabeth II ini selama 3 tahun terakhir adalah pilihan favorit dengan nilai 100. Warga Inggris, menilik google search rupanya paling sering mencari restoran vegan. Selain itu masyarakatnya kerap mencari keju vegan melalui internet. Google search juga mengungkap, warga Inggris paling rajin mencari dan membeli parfum, makeup, sepatu dan tas ‘vegan’.
Australia menempati peringkat kedua dengan skor 88. Konsumsi daging tengah menurun di Australia, namun secara keseluruhan masyarakatnya rata-rata masih teratas sebagai konsumen daging, dan hanya 1% populasinya yang teridentifikasi sebagai vegan. Israel ada di posisi ketiga dengan skor 86. Meskipun begitu, perbandingan rata-rata warganya yang menjadi vegan masih di atas Austalia, yaitu 5%. Selandia Baru di posisi selanjutnya dengan 85 poin, lalu berturut-turut Austria, Jerman, Swiss, Swedia, Kanada, dan Irlandia.
Walaupun kotanya sukses menempati posisi pertama, Amerika Serikat hanya berada di luar sepuluh besar, atau posisi kedua belas dengan hanya mengumpulkan skor 57 sebagai negara vegan.