banner
Rebecca Braak dan keluarga yang mengembangkan busana tradisional masyarakat Andes di Ekuador. Foto : EcuFiana via Inhabitat
Ragam

Keunikkan Busana Tradisional Ekuador yang Berkelanjutan

562 views

MajalahCSR.id – Setiap negara punya busana khas sebagai bagian dari keunikkan kultur masing-masing. Seperti halnya Indonesia yang bangga dengan batiknya, Ekuador juga memiliki pakaian khas yang dikenal ke seluruh dunia.

Mengutip Inhabitat, Minggu (3/4/2022), tepat di pegunungan Andes, sebuah budaya turun temurun mengembangkan teknik memintal benang dari generasi ke generasi. Produk cantik ini tetap ada ingga saat ini, menggunakan material alami dan teknik yang sama selama ribuan tahun. Salah satu perusahaan lokal, EcuaFina, bahkan sudah menjual produk lestari ini ke seluruh dunia.  

Misi dari perusahaan ini adalah memberikan kesempatan bagi para perajut lokal di Ekuador unutk menjual produknya dengan harga yang pantas. Di saat bersamaan, mereka memperluas jangkauan pasar produk tersebut ke berbagai belahan dunia.   

Dari sisi lingkungan, Ekuador adalah salah satu negara dengan budaya paling beragam di dunia. Ekuador adalah bagian dari sejarah budaya kerajaan kuno, Inca, yang menakjubkan. Masyarakat di negara ini juga sudah menjadi bagian dari sejarah busana seperti pada tahun 1700an, saat negara itu begitu popular dengan topi Panama-nya. Topi jerami ini dibuat di Ekuador dan dikirim ke Panama, dan menjadi tutup kepala yang biasa dipakai oleh pekerja di kawasan Terusan Panama.

Kini, EcuaFina mengangkat produk hasil kearifan warga lokal, yang juga para penenun kain di Andes. Para warga masih menggunakan teknik kuno untuk produk mereka, kebanyakan terbuat dari bahan yang disebut “alpaca wool”yaitu dari bulu hewan Alpaka yang mirip dengan Llama. Ragam produk yang dihasilkan termasuk sweaters (baju hangat), kain wol bermotif kotak, topi, perhiasan, dan banyak lagi.

Pendiri EcuaFina, Rebecca Braak, yang terinspirasi dari produk cantik ini, punya pandangan lain pada perusahaannya. Tujuannya tak hanya untuk membuka pasar produk yang lebih besar, melainkan juga menjaga hubungan dengan pekerja tenun dengan memberikan imbalan yang sangat pantas. Untuk itu, dia tak jarang berkunjung beberapa kali dalam setahun menemui para penenun tersebut. Selama dia tinggal, Rebecca sendiri yang memeriksa operasional produk, memastikan kualitasnya tetap terjaga. Melalui dua sisi, bagaimana para pembuatnya diperlakukan secara adil, dan memastikan hasil kerja mereka berkualitas.   

Hal lainnya, seluruh bahan baku untuk produk secara langsung berasal dari sumber alami dan melalui mekanisme ekonomi yang adil. Produk ini memang dibuat oleh keturunan suku asli di pegunungan tersebut melalui tradisi kuno yang berkembang dan mengalami penyempurnaan secara lintas generasi. Siapapun yang bersentuhan langsung dengan produk bisa merasakan atmosfir sejarahnya.

Meski merupakan produk hasil tradisi, tapi ada aroma kemewahan dari wol alpaka. Pada prosesnya tak ada pencelupan warna kimiawi, hanya wol murni dengan teknik proses pewarnaan alami. Menariknya lagi, wol alpaka bertekstur lebih halus dibandingkan wol domba. Saat dibuat menjadi busana, punya sejumlah lubang udara. Kondisi ini menjadikan pemakainya tak merasa kepanasan karena bahan yang “breathable”.

Material wol ini juga anti air dan secara alami anti api. Ini melengkapi sifat unggulannya yaitu material yang berkelanjutan dan serratus persen alami. Di sisi lain, EcuaFina sebagai perusahaan mempraktikan perdagangan yang jujur dan menjaga taransparansi. Pembeli punya hak untuk mengetahui dari mana produk yang dibeli ini berasal. Oleh karena itu, siapa pun bisa mengenali produk melalui website resmi yang sudah tersedia.

banner