Jakarta – Majalahcsr. Hasil penelitian Perpustakaan Nasional RI tahun 2017 menyebutkan bahwa rata-rata masyarakat Indonesia membaca buku per hari rata-rata 30 – 59 menit. Dari waktu ini jumlah buku yang selesai dibaca per tahun hanya 5 – 9 buku.
Riset lain mengungkapkan bahwa minat baca Indonesia hanya 0,01%, bandingkan dengan rakyat Jepang di angka 45% dan Singapura sebesar 55%. Salah satu penyebabnya adalah karena keterbatasan bahan bacaan dan akses terhadap buku bermutu.
Sebenarnya minat baca bisa ditumbuhkan pada diri setiap orang. Ada tiga pihak yang bisa membantu hal ini, yaitu dari Keluarga, satuan pendidikan dan masyarakat.
Saat ini buku bisa mudah didapat jika di Jakarta, berbeda jika dicari di sorong. Sehingga diperlukan keaktifan dari pemerintah untuk bergerak. Syukurnya, belakangan ini banyak yang perduli dan ikut serta dalam membantu literasi buku.
“Bahkan dengan adanya dana desa, seperti yang disampaikan oleh menteri Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT) bisa dialokasikan untuk membangun perpustakaan desa,” ujar MA Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan, Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, Woro Titi Haryanti dalam acara Danamon – Adira Berbagi Buku, Kamis (2/8).
Mengikuti jaman moderen, saat ini di perpusnas.go.id juga bisa dicari e journal dan e book. Perpusnas juga meminjamkan buku hingga 3 hari, dan mempunyai mobil perpustakaan keliling dengan 1000 buku dan perlengkapan multimedia untuk nonton bareng.
“Sekarang kami tidak pasif, tapi berusaha aktif dengan reaching out ke masyarakat. Ada pembagian klaster juga untuk menyesuaikan kondisi pembaca di suatu daerah,” tuturnya.
Pendiri Gerakan Pustaka Bergerak, Nirwan A. Arsuka membagikan pengalaman selama menjadi relawan. Menurutnya saat ini banyak anak-anak yang mengejar relawan karena mereka ingin sekali untuk membaca buku. Bahkan tak segan mereka “menyandera” relawan agar tidak pergi sebelum mereka selesai membaca.
Kehadiran relawan membuat anak-anak yang biasanya berkelahi, tidak bisa diatur, dan membuat orang tua pusing, menjadi belajar antri dan suka membaca.
Hal ini membuat Nirwan ingin melawan mitos Unesco bahwa minat membaca masyarakat indonesia rendah. Selain itu dirinya ingin membuktikan bahwa tanpa digerakkan masyarakat bisa melakukan gerakan.
“Bisanya mitosnya, jika ada pejabat atau piblik figur yang menggerakkan, baru masyarakat bergerak,” tuturnya.
Sejak ada pengiriman buku gratis beberapa tahun yang lalu, sudah ada 200 ton buku yang dikirim. Selain itu banyak yang mengirimkan melalui supir bus, nelayan dan lainnya.
“Tidak ada yang menggerakkan masyarakat, kami hanya menghimbau mereka untuk membantu,” paparnya.

Dok. Danamon
Bahkan ada pekerja di pom bensin yang menyumbang dengan bensin, saat ada relawan yg mengisi bensin. Selain itu warung-warung juga banyak yang menggratiskan memberikan kopi dan lain-lain.
Menurutnya yang menjadi masalah bukan minat baca yang rendah, tapi bukunya yang tidak terdistribusikan ke lokasi-lokasi lain.
Sumbang Buku
Direksi Bank Danamon Rita Mirasari menjelaskan bahwa Danamon mengajak karyawannya untuk menyumbangkan buku layak baca untuk anak-anak usia 4-12 tahun. Syaratnya tidak boleh asal beli atau rusak.
Buku-buku tersebut akan didistribusikan ke 35 taman baca masyarakat yang tersebar di seluruh Indonesia. Kegiatan ini merupakan bagian dari tanggung jawab sosial perusahaan yang memberi kesempatan bagi para karyawan untuk menjadi ‘Relawan Buku’, dengan menyumbangkan buku baru atau bekas yang layak dan bermutu.
Isi dari buku juga harus dilihat agar tidak menyumbangkan buku dengan isi yang tidak jelas. “Mari kita perkuat kolaborasi ini untuk meningkatkan minat baca dan ketersediaan buku di Indonesia,” paparnya.
Didukung oleh lebih dari 30 ribu karyawan, Bank Danamon dan anak perusahaanya Adira, berkontribusi pada upaya peningkatan minat baca serta menyediakan akses masyarakat terhadap buku-buku bermutu. Total buku terkumpul dari seluruh Indonesia sebanyak 40.040 buku, melibatkan 6.664 karyawan sebagai ‘Relawan Buku.’
“Kami ingin berkontribusi dalam mendukung peningkatan minat baca masyarakat,” jelas Restu Pratiwi, Ketua Umum Yayasan Danamon Peduli.
Duta Buku Indonesia Najwa Shihab yang juga hadir pada kesempatan yang sama merasa bahwa dirinya merasa senang karena banyak pihak swasta yang turut mendukung literasi membaca. Salah satunya dengan melakukan corporate social responsibilitynya dalam bentuk buku atau menyumbangkan buku.
“Para relawan saat ini sudah menjagkau 2000an titik untukk menyebarkan buku,” tuturnya.