Cianjur – MajalahCSR. Perubahan iklim dibumi merupakan ancaman besar bagi semua umat manusia dan makhluk hidup didalamnya. Pasalnya masyarakat kebingungan mencari sumber penghasilan bagi keluarganya. Cara termudah agar dapur tetap mengebul dengan cara menebang pohon dan menjualnya.
Tak heran, banyak sekali hutan-hutan yang sejatinya menjadi rumah bagi banyak binatang, ditebang dan gundul untuk dijual. Untuk itu, sejak 7 tahun yang lalu, penghijauan telah dilakukan didesa Sarongge dan Tunggilis, sebagian kawasan hutan lindung yang gundul. Hasilnya, kawasan ini kembali hijau.
PT Astra Internasional Tbk bersama dengan Green Initiative Foundation (GIF) dan pemerintah kabupaten Cianjur mempelopori gerakan tersebut dan akan menghijaukan daerah batu Kasur dengan mengadopsi 1.200 pohon. “Kami mengkombinasikan penghijauan dan mengangkat kemiskinan daerah sini,” ujar Head of Public Relation Officer Astra, Yulian Warman kamis (22/12).
Sedangkan Bupati Cianjur, Irvan Rivano Muchtar berharap agar adopsi pohon ini membuat wilayah Batu Kasur semakin tertata.”Sehingga menarik wisatawan untuk datang dan mendukung program pemerintah Cianjur untuk menjadikan wilayah Batu Kasur sebagai area wisata,” ujarnya.
Dari 1.200 bibit pohon yang ditanam, sebanyak 700 bibit pohon terdiri dari pohon nangka, alpukat, jeruk bali dan jengkol yang memiliki manfaat cukup besar untuk masyarakat di wilayah ini. Sama seperti di dua desa sebelumnya, tujuan Astra menanam pohon buah di sini selain untuk konservasi lingkungan atau penanaman kembali area yang gundul, juga untuk memberikan nilai tambah yang ekonomis bagi petani di sekitar area penanaman.
Sedangkan 500 di antaranya adalah bibit pohon gaharu, sebuah pohon yang memiliki nilai investasi karena bisa menjadi bahan baku parfum yang harganya relatif mahal. Saat panen atau setelah tujuh tahun ditanam, gubal atau lapisan hitam pada pohon gaharu ini nilainya dapat mencapai Rp 30-50 juta per pohon.
Dari biaya Rp 100.000 per pohon yang diadopsi, para petani akan mendapat bagian sebesar 35% yang digunakan untuk berternak kelinci, ayam atau kambing sebagai bentuk dari investasi jangka pendek, sehingga dengan program ini akan memberdayakan para petani di sekitar wilayah tersebut agar dapat berternak selain bertani.
Tidak hanya itu, para petani juga diberikan pelatihan manajemen pengolahan uang serta penanaman pohon, agar program ini dapat berjalan dengan baik serta memberikan keuntungan yang maksimal. Dari kegiatan tersebut, diperkirakan para petani dapat memanen buah-buahannya dalam tiga hingga empat tahun mendatang.