banner
Dok. Kemenkes
Berita

Cara Mengobati Campak dan Gizi Buruk

1892 views

Asmat – Majalahcsr. Adanya Kejadian Luar Biasa (KLB) berupa penyakit campak di Papua mendapat perhatian dari banyak pihak. Pemerintah bersama lintas sektor mengirimkan bantuan dan pendampingan terhadap pemerintah daerah dalam mengatasi KLB tersebut. Dokter Spesialis Anak, Dimas Dwi Saputro yang diterjunkan ke Papua mengatakan strategi pengobatan campak dan gizi buruk dilakukan dengan mendiagnosis tepat sejak awal. Hal itu penting dilakukan agar pengobatan dapat segera dilakukan.

”Pasien dengan demam dan ruam yang berawal dari kepala lalu menjalar ke seluruh tubuh, disertai gejala ISPA atau diare, dan belekan, perlu dicurigai sebagai campak,” kata Dimas di Agats, Papua, yang dilansir dari website Kementerian kesehatan, kamis (18/1).

Dimas menambahkan diagnosis gizi buruk langsung kami pikirkan pada anak dengan klinis sangat kurus, tampak tulang iga pada badannya, tampak gelambir kulit pada bokongnya (seperti baggy pants), dan wajah keriput seperti orang tua.  Hal ini  kemudian diklasifikasikan apakah termasuk kedalam gizi buruk saja atau campak saja, atau campak disertai gizi buruk.

Apabila terdiagnosis campak, pasien lansung ditangani infeksinya dengan antibiotik, lalu diberikan asupan nutrisi optimal, dan diberikan vitamin A. Terapi komplikasi campak seperti diare, pneumonia, dehidrasi karena asupan kurang, penurunan kesadaran, juga diberikan jika hal-hal tersebut ditemukan.

”Untuk gizi buruk, kami berikan nutrisi susu dengan formulasi khusus yang kami buat sendiri, yaitu susu formula ditambah gula, ditambah minyak dan mineral mix. Sayangnya minyak dan mineral mix tidak tersedia di sini sehingga hanya susu dan gula saja. Tujuannya memberikan kalori dengan formula F75 dan F100 (susu dengan kalori yang padat untuk kejar tumbuh),” jelas Dimas.

Selain itu diberikan pula antibiotik pada penderita gizi buruk dengan infeksi, dan vitamin A, asam folat. Pemantauan kenaikan berat badan pun dilakukan setiap pagi.

Dimas mengatakan KLB campak disebabkan imunisasi yang tidak lengkap yang disertai kondisi geografis. Ketidaktahuan orang tua akan jadwal imunisasi dan sulit melakukan edukasi pada orang tua, membuat semakin rendah cakupan imunisasinya.

Namun demikian, masyarakat diimbau lakukan perilaku hidup bersih dan sehat setiap hari agar mencegah penularan sakit infeksi. Mencukupi asupan makanan yang sesuai jumlah, jenis makanan, dan jadwal makan.

Sebelumnya, Kemenkes mengirimkan bantuan berupa Pemberian Makanan Tambahan (PMT) untuk Balita kurus, dan PMT ibu hamil kurang energi kronis (KEK) melalui udara dari Bandara Halim Perdanakusuma dengan pesawat Hercules. Selain itu, dikirim juga 39 tenaga kesehatan yang 11 orang di antaranya merupakan dokter spesialis, yakni 1 dokter spesialis bedah, spesialis kulit kelamin, spesialis anestesi, spesialis obgyn, dan spesialis gizi klinik, 3 dokter spesialis anak, 3 dokter spesialis penyakit dalam, dan 4 dokter umum.

banner