MajalahCSR.id – Setiap tahun, warga bumi secara fantastis membuang miliaran limbah baterai ke lahan daratan. Namun, hanya 20% diantaranya yang bisa didaur ulang. Sisanya tetap di tempat pembuangan, dan sangat membahayakan lingkungan karena berpotensi terjadinya kebocoran racun dari logam berat seperti cadmium dan nikel.
Mengutip intelligentliving, di inggris saja, nyaris 20.000 ton limbah baterai setiap tahunnya dikirim menuju tempat pembuangan. Untuk menanggulangi soal ini, para pakar dari Binghamton University berhasil menemukan cara mengreasikan baterai dari kertas! Alhasil, baterai ini pun sangat aman karena mudah terurai secara alami.
“Seiring meningkatnya limbah elektronik yang mengancam lingkungan, penemuan ini menjadi langkah penting dan baik untuk mulai menguranginya. Baterai kertas hybrid kami ini memiliki rasio tinggi antara daya dibanding harga dari semua baterai kertas yang pernah dibuat sebelumnya,” kata Sean Choi, professor dan tenaga ahli yang turut dalam proyek ini.
Baterai dari bahan kertas sebelumnya pernah dibuat sebagai sumber energi alternatif ramah lingkungan. Tetapi, desainnya secara keseluruhan belum benar-benar bisa terurai, produksi yang agak sulit, dan tenaganya tidak besar. Oleh karenanya, tim dari Binghamton itu mengembangkan produk yang lebih baik, lebih efisien dan tak memiliki masalah seperti produk sebelumnya.
Baterai ini (disebut juga hybrid biobatere) menggunakan kertas hibrid dan rekayasa polimer untuk menghapus kendala baterai kertas yang produksi awal. Faktor kunci yang membuat baterai bisa terurai ada pada bahan polimer, yang disebut dengan: poli (amic) acid dan poli (pyromellitic dianhydride-p-phenylenediamine). Bahan polimer ini memungkinkan sel baterai untuk menggunakan kandungan air tanpa bantuan zat kimiawi atau perangkat khusus.
Sementara sel kertas polimer disebut murah, ringan, dan fleksibel. Fleksibilitas ini yang menjadi kunci kesuksesan produk ini karena melipat atau menyusunnya dapat meningkatkan daya mereka.
Produksi dan modifikasi baterai kertas (biobatere) terbaru ini mudah. Sebab, material penyusunnya menyebabkan modifikasi bisa dilakukan dengan mudah sesuai konfigurasi yang diinginkan. Para ahli berharap agar kreasi mereka ini suatu saat menjadi baterai alternatif yang bisa menggantikan baterai konvensional yang mencemari bumi.