Jakarta – Majalahcsr. Konsumen menganggap lebih atas barang dan jasa yang berkualitas saat memilih merek. Banyak yang memprioritaskan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR), dan memegang perusahaan yang bertanggung jawab untuk mempengaruhi perubahan sosial dengan keyakinan, praktik, dan laba bisnis mereka.
Bahkan, beberapa bahkan akan mengesampingkan perusahaan favorit mereka jika mereka percaya perusahaan tersebut mereka tidak mengambil sikap untuk masalah sosial dan lingkungan.
“Tanggung jawab perusahaan hanyalah cara bagi perusahaan untuk bertanggung jawab atas dampak sosial dan lingkungan dari operasi bisnis mereka,” kata Jen Boynton, wakil presiden dari hubungan antar anggota di 3BL Media, seperti yang dilansir oleh businessnewsdaily.com, Jumát (8/6).
Menurutnya, program CSR yang kuat adalah peluang bagi perusahaan untuk menunjukkan kepatuhan baik mereka sebagai perusahaan kepada Negara dan melindungi perusahaan dari risiko besar dengan melihat seluruh lingkungan sosial dan lingkungan yang mengelilingi perusahaan.
Dok. MMCSRTrisakti
Untuk menggambarkan betapa pentingnya CSR, studi pada 2017 oleh Cone Communications menemukan bahwa lebih dari 60 persen orang Amerika berharap bisnis akan mendorong perubahan sosial dan lingkungan tanpa adanya peraturan pemerintah. Sebagian besar konsumen yang disurvei (87 persen) mengatakan mereka akan membeli produk karena perusahaan mendukung masalah yang mereka pedulikan.
Lebih penting lagi, kekalahan 76 persen akan menolak untuk membeli dari perusahaan jika mereka belajar mendukung masalah yang bertentangan dengan keyakinan mereka sendiri.
“CSR menciptakan filter untuk tindakan perusahaan,” kata Wendy Burk, CEO of Cadence Travel. “Itu membuat organisasi bertanggung jawab dan etis.”
Tetapi konsumen bukan satu-satunya yang tertarik pada bisnis yang memberi kembali. Susan Cooney, kepala keragaman global, pemerataan dan inklusi di Symantec, mengatakan bahwa strategi CSR perusahaan adalah faktor besar di mana banyak orang dengan bakat besar saat ini memilih untuk bekerja.
“Generasi pekerja berikutnya mencari atasan yang fokus pada triple bottom line: orang, planet, dan pendapatan,” kata Cooney. “Keluar dari resesi, pendapatan perusahaan semakin kuat. Perusahaan didorong untuk meningkatkan laba menjadi program yang memberi kembali.”
