Jakarta – Majalahcsr. Literasi dan inklusi keuangan dari sektor perbankan, asuransi, pasar modal dan dana pensiun cukup tinggi. Namun bagaimana industri keuangan non perbankan bisa terangkat? Strateginya adalah dengan meningkatkan pemanfaatan alat digital.
Rektor Paramadina Prof. Firmanzah Ph.D mengatakan kelas menengah di Indonesia semakin tumbuh tinggi, dan berdampak pada daya beli masyarakat. Biaya data dan bandwitch juga semakin terjangkau, sehingga aktivitas social tidak terhindarkan.
“Sistem berbasis digital adalah sebuah keniscayaan, mengingat kontur Indonesia yang begitu luas,” ujar Firmanzah pada acara dialog kemitraan CCPHI, How Digital Can Accelerate Financial Inclusion and Bring the Indonesian Mass Market to the Next Level di Universitas Paramadina selasa (16/5).
Firmanzah menambahkan, beberapa tahun terakhir inustri perbankan melakukan penelitian mengenai inti bisnis perbankan. Salah satu inti bisnisnya ternyata adalah IT yang memadai.
Cukup masuk akal, jika system IT memadai, bagus dan terdepan, maka aktivitas intermediasi bagi pemilik dan yang membutuhkan uang akan lebih efisien dan efektif. Untuk itu, IT sistem dan digital merupakan keharusan.
Tidak hanya di industri perbankan, di bidang politik misalnya sedang mengembangkan aplikasi digital komunikasi. Firmanzah mencontohkan pemilihan umum di Perancis sekarang sudah tidak memakai kertas. Masyarakat dimudahkan dengan memilih melalui IT system.
Komisi Pemilihan Umum (KPU) pun sudah mengarah ke e-voting. Tidak hanya itu, e-goverment juga sudah menjadi tuntutan public dan banyak yang memanfaatkan fasilitas ini.