banner
Ilustrasi batare telepon seluler (ponsel) yang umumnya dari lithium ion. Batere jenis ini berumur pendek sehingga limbahnya menjadi masalah lingkungan yang berbahaya. Foto: squarerepair.co.uk
Ragam

Akhirnya, Ada Batere Ponsel yang Mampu “Didaur Ulang”

113 views

Jakarta, MajalahCSR.id – Selain plastik, limbah perangkat elektronik menjadi ancaman lain terhadap keberlangsungan bumi yang sehat. Bahkan, oleh karena komponen elektronik di dalamnya mengandung zat kimia semisal merkuri, kadmium, limbah elektronik dikategorikan sebagai limbah berbahaya dan beracun.  

Salah satu jenis limbah elektronik yang lebih dari satu dasawarsa terakhir menjadi momok lingkungan adalah batere ponsel. Selama ini, batere ponsel terbuang begitu saja, dan jumlah limbahnya dari tahu ke tahun semakin membengkak.

Dilansir oleh Inhabitat dari Science Daily, menghadapi permasalahan ini, para periset dari RMIT School of Engineering Australia baru saja menciptakan batere yang bisa didaur ulang dan diklaim bisa bertahan hingga sembilan tahun.

Tim riset ini menggunakan suara frekuensi tinggi untuk menyingkirkan karat yang biasanya kinerja batere. Menurut informasi, untuk di Australia saja, hanya 10% persen dari batere terutama dari ponsel yang mampu dikumpulkan dan didaur ulang, dan disebut rendah dibanding negara lainnya.  

Batere lithium ion, merupakan jenis batere yang paling umum dipakai untuk laptop atau perangkat kecil lainnya, sangat sulit untuk didaur ulang. Jadi, penemuan ini adalah angin segar dan solusi bagi masalah ini. Salah satu kuncinya masa pakai batere yang lebih panjang adalah material bernama MXene, yang bisa menjadi alternatif layak bagi batere lithium di masa depan.

Leslie Yeo, peneliti senior dan professor ternama  dalam proyek ini, menyebutkan, MXene mirip grafena (material khusus berbentuk lembar tipis berstruktur kristal sarang lebah), yang merupakan penghantar listrik kuat. Namun, material MXene dikatakan lebih sempurna untuk konteks pemakaian batere ini.

“Tak seperti grafena, MXene sangat mudah dimodifikasi dan gampang mengaplikasikannya ke dalam beragam bentuk kebutuhan di masa depan,” kata Yeo. Namun demikian, MXene ternyata mudah berkarat sehingga menghambat usia konduktivitas atau daya hantar listrik itu sendiri.

“Untuk mengangani masalah ini, kami menemukan cara melalui gelombang suara dalam frekuensi tertentu yang mampu menghancurkan karat MXene, mampu mengembalikannya ke fungsi awal,” jelasnya.

Hal ini berarti MXene sangat terbuka untuk dipakai sebagai material batere yang bisa dibersihkan dari karat agar bisa kembali digunakan, setidaknya untuk 3 kali perpanjangan usia masa batere.

“Kemampuan untuk memperpanjang masa pakai MXene adalah hal penting untuk memastikan potensi komersial kelayakan komponen elektroniknya dalam menghantar listrik,” imbuh Yeo. Penemuan timnya itu sudah dipublikasikan dalam jurnal ilmiah, Nature Communications.

 

banner