MajalahCSR.id – Air kini bergabung dengan minyak dan emas terdaftar di pasar komoditas. Minggu ini, pasar modal di Amerika Serikat, Chicago Mercantile Exchange untuk kali pertama merilis pasar komoditas air yang harganya merujuk pada nilai pasar di Kalifornia, AS.
“Perubahan iklim, kekeringan, pertumbuhan populasi, dan polusi, membuat kelangkaan air (bersih) menjadi isu panas di tahun-tahun mendatang,” kata Deane Dray, direktur utama dan analisis di RBC Capital Market, kepada Bloomberg. “Kita sungguh akan melihat bagaimana komoditas air ini akan berkembang ke depan,” cetusnya.
Air sebagai market baru diumumkan pada September lalu. Ini sebagai reaksi atas terjadinya kebakaran tiap tahun pada lahan yang tak pernah terprediksi sebelumnya. Pihak yang mendukung mengatakan market baru ini akan mengatasi ketidakpastian petani dan pihak lainnya terkait budget untuk air.
“Tanpa hal (munculnya komoditas air) ini orang-orang tak akan punya cara untuk mengatur resiko suplai air,” jelas Clay Landry, direktur utama firma konsultan WestWater Research. “Hal ini tidak menyelesaikan masalah secara keseluruhan, tapi ini bisa menjadi jalan keluar ketika terjadi pukulan finansial dan suplai air terhenti.”
Sementara pihak yang kontra menyebut skema pasar komoditas air ini justru membahayakan kedudukan air sebagai kebutuhan hak asasi dasar manusia.
“Hal ini menunjukkan upaya yang benar-benar miris. Seolah-olah bertaruh di kasino, di mana ada orang yang bisa mendapatkan uang di atas penderitaan yang lain,” kritik Basav Sen, direktur proyek keadilan iklim di Institute for Policy Studies, mengutip dari Earther. “Reaksi pertamaku saat melihat hal ini sungguh membuatku khawatir.”