banner
sumber : masukuniversitas.com
Berita

Reformasi Pendidikan dan Terobosan untuk Lulusan SMA Berbakat

1964 views

Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2017 menjadi titik tolak untuk melakukan reformasi pendidikan nasional. Seperti dinyatakan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy, bahwa  reformasi itu dimulai tahun ajaran baru 2017-2018.

Reformasi ditekankan untuk merubah durasi waktu sekolah seperti  jam kerja guru dan jam belajar murid. Kegiatan belajar mengajar di sekolah akan diselenggarakan minimum delapan jam dalam sehari namun ditiadakan pada Sabtu dan Minggu.

Pada hari Sabtu dan Minggu, sekolah tidak boleh menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar namun tetap boleh menjalankan kegiatan-kegiatan tambahan seperti ekstrakurikuler, pramuka, atau latihan kepemimpinan.

 Mata pelajaran SD dan SMP akan dikurangi. Sekolah harus dibikin luwes, mata pelajaran juga tidak perlu terjadwal secara kaku karena yang terpenting sesuai dengan kebutuhan atau tujuan yang dicapai dalam proses belajar mengajar itu. Perlu ditambah  kegiatan di luar ruang kelas seperti mengunjungi museum, obyek atau lembaga Iptek, ekowisata atau laboratorium alam, dan perpustakaan agar mata pelajaran yang diberikan di kelas bisa lebih dihayati.

 

Euro Management Indonesia sebagai konsultan pendidikan internasional melihat bahwa tantangan berat reformasi pendidikan dan membangun karakter siswa karena masih banyak lingkungan sekolah dengan kondisi bangunan yang tidak nyaman dan halaman yang sempit.

 

Demi suksesnya reformasi dan untuk membentuk karakter unggul siswa, tidak harus melalui metode indoktrinasi yang kaku. Membentuk karakter dan sikap positip para siswa perlu merubah metode pengajaran sehingga siswa merasa riang gembira dan terbuka imajinasinya dalam menerima pelajaran. Jangan ada lagi siswa merasa tertekan saat menerima mata pelajaran apapun. Mata pelajaran yang dianggap momok, seperti Matematika, IPA dan bahasa asing dibuat tidak lagi menakutkan dan tidak menjemukan.

Perlu membenahi karakter siswa sesuai dengan semangat jaman yakni pentingnya daya inovasi. Seperti yang pernah dirumuskan oleh tokoh pendidikan nasional Ki Hajar Dewantara. Dimana siswa harus terus menerus menghasilkan inovasi dengan cara 3 N (Niteni, Neroke, Nambahi).  Metode 3N yang dirumuskan oleh Ki Hajar Dewantara sangatlah relevan untuk membentuk karakter siswa terkait dengan kemajuan jaman yang sangat ditentukan oleh kapasitas inovasi. Metode 3N yang memakai istilah bahasa Jawa tersebut sangat relevan bagi pelajar hingga dunia usaha.

Para siswa diharapkan selalu memperhatikan unsur N yang pertama yakni “Niteni” atau mengamati kemajuan teknologi atau perkembangan produk. N yang kedua adalah “Neroke” atau menirukan kemajuan teknologi atau perkembangan produk. Lalu unsur N yang ketiga adalah “Nambahi” atau menambahkan (modifikasi). Metode 3N diatas sebaiknya ditanamkan kepada para siswa sekolah dengan cara-cara yang mengasyikan dan penuh ceria seolah mereka sedang berwisata.

banner